Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terbuka untuk menjalin dialog perdamaian dengan pemerintah Suriah. Ia juga siap untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Bashar al-Assad.
Hal itu disampaikan Erdogan kepada wartawan pada Senin (17/7), menjelang keberangkatannya ke Timur Tengah selama tiga hari.
Erdogan menegaskan, Ankara tidak pernah menutup pintu untuk berdiskusi dengan pemerintah Suriah. Kendati begitu, tuntutan pemerintahan Assad agar Turki menarik pasukannya tidak dapat diterima.
"Kita bisa mengadakan KTT empat pihak (dengan Suriah, Rusia, dan Iran). Saya juga terbuka untuk pertemuan dengan al-Assad. Yang penting di sini adalah pendekatan mereka terhadap kami," kata Erdogan, seperti dikutip
Al Arabiya.
Pada awal tahun ini, Erogan untuk pertama kalinya mengungkap kemungkinan bertemu dengan Assad sebagai upaya proses perdamaian.
Tetapi di sisi lain, Assad pada Maret menyebut pertemuan dengan Erdogan hanya sia-sia, kecuali jika pendudukan ilegal Turki berakhir. Dalam hal ini, Assad menuntut agar pasukan Turki ditarik mundur dari Suriah.
Meski begitu, Erdogan menolak tuntutan tersebut.
“Kami memerangi terorisme di sana. Bagaimana kami bisa menarik diri ketika negara kami berada di bawah ancaman terus menerus dari teroris di sepanjang perbatasan kami. Kami mengharapkan pendekatan yang adil,” kata Erdogan.
Turki telah menjadi sekutu militer dan politik terbesar oposisi Suriah, yang menguasai benteng pemberontak terakhir di barat laut Suriah. Ankara telah mendirikan puluhan pangkalan dan mengerahkan ribuan tentara di Suriah utara, mencegah tentara Suriah yang didukung Rusia merebut kembali wilayah tersebut.