Keputusan bersama yang dikeluarkan NATO dalam pertemuan puncak di Vilnius, dinilai mampu memperburuk ketegangan di kawasan Asia Pasifik.
Pasalnya, NATO membawa nama China dan menyebutnya sebagai salah satu tantangan internasional yang harus diwaspadai.
Merespon hal tersebut, Kementerian Luar Negeri China menolak isi dari komunike bersama NATO dan berjanji akan menindak tegas setiap kebijakan yang membahayakan keamanan nasional.
"Setiap tindakan yang membahayakan hak dan kepentingan sah China akan ditanggapi dengan tegas,” kata Kemlu China dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
Al Arabiya pada Rabu (12/7).
China mengkritik NATO karena telah mengabaikan fakta dan dengan sembrono mendistorsi kebijakan luar negeri Beijing dalam komunikenya.
"NATO dengan sengaja mencoreng China dalam komunikenya. Ini akan semakin memperburuk ketegangan di kawasan Asia-Pasifik," tegas pernyataan tersebut.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg pada Selasa (11/7 mengatakan bahwa China semakin menantang tatanan internasional berbasis aturan, dan bahwa mitra aliansi harus terus terlibat dalam dialog bersama Beijing.
Kemarahan China tak terbatas pada komunike NATO, tetapi juga karena kehadiran negara Asia Pasifik seperti Jepang, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru di pertemuan Vilnius.
China khawatir NATO akan memperluas jangkauan organisasinya di kawasan Asia Pasifik, terlebih Jepang telah bersedia menampung kantor perwakilan NATO di negaranya.