Berita

Pembangkit nuklir Fukushima Daiichi/Net

Dunia

Terdampak Rencana Pembuangan Limbah Nuklir Fukushima, Omzet Restoran Jepang di Hong Kong Menurun

SELASA, 11 JULI 2023 | 22:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rencana pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi ke laut pada pertengahan Agustus mendatang, telah memengaruhi bisnis kuliner di Daerah Administratif Khusus Hong Kong (HKSAR).

Laporan menyebutkan bahwa penurunan omset yang terjadi pada restoran Jepang cukup signifikan, mencapai 10 hingga 20 persen.

Seorang pemilik restoran Jepang di HKSAR bermarga Lam mengatakan kepada media lokal pada Senin (10/7) bahwa berita tentang rencana dumping Jepang telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan penduduk, menyebabkan hingga 20 persen pelanggan yang biasa memesan sashimi tidak lagi melakukan pemesanan.


Kenneth Leung (Leung Mei-yee), ketua Dewan Penasihat Makanan dan Higiene Lingkungan di HKSAR, juga menyuarakan keprihatinan atas rencana pembuangan tersebut.

Leung mengatakan bahwa laporan Jepang terkait pembuangan limbah hanya mempelajari empat jenis organisme dan juga tidak diketahui berapa tahun yang dibutuhkan lumpur laut untuk mencapai tingkat kontaminasi tertinggi setelah menyerap kontaminasi nuklir, dengan demikian keamanan rencana tersebut tidak pasti.

"Pihak berwenang di HKSAR diharapkan untuk segera mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang skema untuk memantau makanan laut Jepang melalui cara-cara seperti pemeriksaan pengambilan sampel yang ditingkatkan," kata Leung, seperti dikutip dari Global Times, Selasa (11/7).

Sejak Jumat (7/7), Bea Cukai di daratan China telah mengumumkan larangan impor makanan dari Fukushima Jepang dan sembilan daerah lainnya dan mengatakan akan memeriksa secara ketat sertifikat impor makanan, terutama produk akuatik dari daerah lain yang tidak dilarang.

Menanggapi apakah HKSAR akan mengikuti larangan makanan daratan, Leung mengatakan HKSAR memiliki pendekatan berbasis risiko untuk pemantauan dan bahwa kelompok penelitian lintas departemen telah diluncurkan untuk mempelajari berbagai rencana guna memastikan keamanan pangan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada Senin sekali lagi mendesak Jepang untuk membatalkan rencana pembuangannya dan menangani air limbah yang terkontaminasi nuklir dengan cara yang bertanggung jawab dan aman.

Anggota parlemen HKSAR Steven Ho dan Elizabeth Quat mengutuk apa yang mereka sebut perilaku tidak bertanggung jawab Jepang dalam membuang air limbah yang terkontaminasi nuklir, mengatakan bahwa HKSAR harus mengikuti langkah Bea Cukai daratan untuk melarang impor makanan dari daerah terkait di Jepang.

"Otoritas HKSAR harus mengambil tindakan yang diperlukan terlebih dahulu untuk mengamankan keamanan pangan," kata Chu Kar-kin, seorang komentator urusan terkini yang berbasis di HKSAR dan anggota Asosiasi Cina untuk Studi Hong Kong dan Makau.

"Mayoritas responden survei menyetujui larangan impor atau ekspor ulang pasokan makanan atau produk makanan yang diproduksi, diproses ulang, atau dikemas ulang di Jepang," katanya.

Berdasarkan survei yang baru-baru ini dilakukan oleh Takungpao, hingga Sabtu, lebih dari 97 persen dari lebih dari 14.000 responden, yang sebagian besar adalah penduduk HKSAR, menentang rencana Jepang, sementara lebih dari 96 persen tidak mempercayai pernyataan Jepang terkait rencana tersebut.

Sekelompok warga negara Jepang dan anggota parlemen Korea Selatan telah mengajukan permohonan kepada Komite Regulasi Energi Atom Jepang untuk menangguhkan pembuangan air limbah yang terkontaminasi nuklir ke laut, dengan tegas menentang rencana pembuangan pemerintah Jepang dan Tokyo Electric Power Company Jepang.

Sebuah LSM lingkungan Jepang dan majelis kota juga dilaporkan akan mengadakan protes besar-besaran bertema "Jangan membuang air yang terkontaminasi ke laut" di Iwaki, Prefektur Fukushima pada 17 Juli mendatang.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya