Berita

Kecelakaan kereta api di Odisha India pada 2 Juni 2023/Net

Dunia

Penemuan Terbaru: Pekerjaan Perbaikan Sinyal yang Salah jadi Penyebab Kecelakaan Kereta India

SELASA, 04 JULI 2023 | 17:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penyelidikan tentang penyebab kecelakaan kereta api yang terjadi di India bulan lalu, masih terus berlangsung.

Laporan penyelidikan yang dimuat Reuters pada Selasa (4/7) menyebutkan, ada beberapa kekeliruan yang dilakukan pekerja saat melakukan perbaikan pada penghalang dan jaringan rel kereta api. Salah satunya adalah pemasangan koneksi yang keliru sehingga membuat sistem persinyalan otomatis mengalami kegagalan dan mengakibatkan tabrakan kereta yang mematikan di Odisha, India, pada 2 Juni.

Itu merupakan bencana kereta api terburuk di negara itu dalam dua dekade.

Dalam laporan penyelidikan itu, penyelidik Komisi Keselamatan Kereta Api (CRS) mengatakan tabrakan pertama terjadi karena modifikasi yang dilakukan pada sirkuit persinyalan untuk memperbaiki masalah yang sering terjadi di penghalang jalan rel terdekat.

Laporan itu juga mengatakan, staf perkeretaapian lokal tidak memiliki diagram sirkuit standar yang menyebabkan koneksi yang salah dalam sistem persinyalan ketika mereka mencoba membuat sirkuit penghalang boom offline untuk diperbaiki.

Sistem yang tidak berfungsi mengarahkan kereta penumpang ke jalur kereta barang.

Sedikitnya 288 orang tewas, dan lebih dari 1.000 lainnya terluka ketika tiga kereta bertabrakan di stasiun Bahanaga Bazar di negara bagian Odisha, India timur.

Kereta penumpang menabrak kereta barang yang saat itu sedang berhenti sehingga kedua kereta keluar dari jalur, lalu menabrak kereta penumpang lain yang datang dari arah berlawanan.

Di awal penyelidikan, sehari setelah kecelakaan terjadi, penyelidik memusatkan perhatian pada pekerjaan perbaikan penghalang rel-jalan dan kemungkinan hubungannya dengan bypass manual dari sistem persinyalan.

Laporan penyelidikan CRS mengatakan ada penyimpangan di berbagai tingkat di departemen sinyal dan telekomunikasi, dan prosedur operasi standar tidak diikuti selama pekerjaan perbaikan.

Kecelakaan itu menimbulkan pertanyaan tentang standar keselamatan Kereta Api India, monopoli milik negara yang menjalankan jaringan kereta api terbesar keempat di dunia.

Para kritikus mengatakan bahwa keselamatan sedang dikompromikan dalam proses tersebut dan bahwa lebih banyak investasi diperlukan untuk meningkatkan jalur, sinyal, dan jembatan yang sudah tua.

Laporan CRS merekomendasikan beberapa tindakan untuk mencegah kecelakaan seperti itu di masa depan, termasuk audit rutin terhadap sirkuit persinyalan, pelatihan staf yang tepat, pemasangan perangkat peringatan otomatis pada pembatas jalan rel dan kepatuhan yang ketat terhadap peraturan keselamatan.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Selebgram Korban Penganiayaan Ketum Parpol Ternyata Mantan Kekasih Atta Halilintar

Senin, 07 Oktober 2024 | 14:01

Jokowi Harus Minta Maaf kepada Try Sutrisno dan Keluarga

Senin, 07 Oktober 2024 | 16:58

UPDATE

Realisasi Belanja Produk Dalam Negeri Masih 41,7 Persen, Ini PR Buat Kemenperin

Rabu, 09 Oktober 2024 | 12:01

Gibran Puji Makan Bergizi Gratis di Jakarta Paling Mewah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:56

Netanyahu: Israel Sukses Bunuh Dua Calon Penerus Hizbullah

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:50

Gibran Ngaku Ikut Nyusun Kabinet: Hampir 100 Persen Rampung

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:47

Jokowi Dipastikan Hadiri Acara Pisah Sambut di Istana

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:39

Mampu Merawat Kerukunan, Warga Kota Bekasi Puas dengan Kerja Tri Adhianto

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Turki Kenakan Tarif Tambahan 40 Persen untuk Kendaraan Tiongkok, Beijing Ngadu ke WTO

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:33

Dasco Kasih Bocoran Maman Abdurrahman Calon Menteri UMKM

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:31

Maroko Dianugerahi World Book Capital UNESCO 2026

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:27

Heru Budi Bareng Gibran Tinjau Uji Coba Makan Bergizi Gratis di SMAN 70

Rabu, 09 Oktober 2024 | 11:20

Selengkapnya