Berita

Pasukan Taliban/Net

Dunia

Taliban Sangkal Afghanistan jadi Negara Paling Tidak Aman di Dunia

MINGGU, 02 JULI 2023 | 14:20 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Taliban telah menolak laporan yang diterbitkan oleh Institut Ekonomi dan Perdamaian (IEP), yang menempatkan Afghanistan sebagai negara paling tidak damai di dunia.

Seperti dimuat ANI News pada Minggu (2/7), dalam Indeks Perdamaian Global, IEP masih menempatkan Afghanistan ke dalam daftar tersebut karena masih banyaknya kasus kriminalitas di negara itu.

Meski begitu, IEP mengakui bahwa Afghanistan telah mencatat penurunan kasus kematian secara signifikan, dari 43 ribu kasus menjadi hanya 4.000, dengan insiden terorisme di Afghanistan yang juga berkurang  sekitar 75 persen pada 2022.

Kendati begitu, Afghanistan dinilai masih berada dalam kategori tidak aman bersama dengan Rusia, Yaman, Suriah, dan Sudan Selatan. Itu karena IEP menganggap situasi keamanan di negara tersebut masih tidak menentu, dengan eskalasi konflik antara ISIS-K dan Taliban yang kemungkinan masih menjadi ancaman yang besar.

Dalam pernyataannya, jurubicara Taliban, Zabihullah Mujahid, menyanggah  laporan yang dikeluarkan IEP, dengan menyebutnya sebagai temuan tidak adil, karena data yang dikeluarkan berbeda dengan data milik mereka.

Mujahid mengklaim bahwa sejauh ini jumlah insiden terorisme telah berkurang lebih dari 99 persen di Afghanistan, dan angka korban tidak sebesar yang disebutkan dalam laporan tersebut.

"Mereka mengatakan bahwa masih ada 4.000 korban sipil yang tewas di sini, itu tidak benar. Kami hanya memiliki korban hingga 1.000. Memang ada beberapa serangan teror dari Daesh (ISIS) dalam beberapa tahun terakhir ini, tapi serangan itu masih terkendali," katanya.

Taliban berpendapat bahwa mereka telah berhasil mengendalikan situasi keamanan di negara tersebut.

Namun, perbedaan pendapat antara Taliban dan IEP ini disebut telah mencerminkan kompleksitas kondisi di Afghanistan, sehingga analisis dan evaluasi lebih lanjut terkait keamanan di negara tersebut masih perlu ditinjau secara mendalam di negara itu.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya