Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa/Net
Tuduhan yang dilayang terhadap Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa atas kasus pencurian uang setengah juta dolar yang disembunyikan di balik sofa di belakang rumah pertaniannya di Phala Phala, ternyata tidak terbukti.
Hal itu diungkap oleh Ombudsman yang bertugas mengawasi perilaku para politikus, Kholeka Gcaleka, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari African News pada Sabtu (1/7).
Gcaleka menyebut Ramaphosa tidak bersalah dan dibebaskan dari tuntutan pelanggaran yang membuatnya hampir dicopot dari jabatan.
"Tuduhan bahwa presiden secara tidak wajar dan melanggar ketentuan kode eksekutif yang berisiko menciptakan konflik antara tugas dan kewajiban konstitusionalnya dengan kepentingan pribadinya, terkait pekerjaannya di peternakan Phala Phala, tidak terbukti," tegasnya.
Ramaphosa sebelumnya dituding berada di balik pencurian uang pada 2020. Ia diduga menyembunyikan pencurian uang tunai sebesar 4 juta dolar AS atau sekitar Rp 62 miliar dari pertanian Phala Phala miliknya.
Skandal Farmgate mencuat ketika mantan bos mata-mata Afrika Selatan, Arthur Fraser, mengajukan gugatan ke polisi dengan tuduhan bahwa Ramaphosa mencuri uang tersebut.
Fraser menuduh presiden melakukan pencucian uang, melanggar undang-undang pajak dan pengendalian mata uang asing, serta berusaha menutupi pencurian uang tunai tersebut.
Skandal pencurian uang dalam sofa menyebabkan partai oposisi menuntut pengunduran diri Ramaphosa.
Namun upaya mereka untuk memulai proses pemakzulan terhadapnya gagal karena partainya, ANC, punya mayoritas di Parlemen yang beranggotakan 400 orang.