Tito Karnavian-Ganjar Pranowo-Firli Bahuri/Repro
Menjelang Pemilihan Presiden pada 2024 mendatang, bursa pasangan capres-cawapres terus dibicarakan masyarakat.
Saat ini, setidaknya sudah ada tiga sosok yang diprediksi maju sebagai calon presiden (capres) yakni Ganjar Pranowo diusung oleh PDI Perjuangan yang sejauh ini koalisi dengan PPP dan Perindo.
Sementara Gerindra bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) setuju Prabowo Subianto sebagai capres, dan Anies Baswedan dari Koalisi Persatuan untuk Perubahan (KPP), Nasdem, Demokrat dan PKS.
Aktivis HAM yang turut mengamati dinamika politik nasional, Natalius Pigai berpandangan, jika masyarakat menginginkan pasangan capres-cawapres Bhineka Tunggal Ika, berbeda tetapi tetap satu, maka pilihan yang pas ialah sosok capres dari Jawa didampingi oleh wapres berdarah luar Jawa.
“Capres Bhinneka Tunggal Ika, Ganjar-Tito Karnavian/Firli Bahuri,” kata Pigai kepada redaksi
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat malam (30/6).
Ganjar Pranowo sementara kalangan menilai perlu wakil presiden dari unsur penegak hukum, dengan begitu pasangan ini memiliki latar belakang yang berbeda. Tito yang mantan Kapolri dan Firli sebagai Ketua KPK mewakili unsur penegak hukum yang dikenal tegas dan memiliki kapabilitas.
Sementara jika masyarakat menginginkan duet yang mewakili mayoritas dan minoritas, setidaknya Prabowo Subianto bisa berpasangan dengan Muhaimin Iskandar.
Lalu Anies Baswedan bisa mewakili mayoritas dan minorotas jika berpasangan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ataupun Putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid.