Berita

Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido/Net

Suara Mahasiswa

Tuduhan Kejahatan Kemanusiaan Rezim Nicolas Maduro Periode 2014-2023

OLEH: DWI PUTRI ANDINI*
JUMAT, 30 JUNI 2023 | 08:12 WIB

LAPORAN tuduhan kejahatan kemanusiaan atau crimes against humanity dimuat laman resmi International Criminal Court (ICC) yang menerima rujukan dari negara pihak Statuta Roma juga satu kawasan Amerika, yaitu Republik Argentina, Kanada, Republik Kolombia, Republik Chile, Republik Paraguay, dan Republik Peru terkait situasi di Republik Bolivarian Venezuela sejak 2014.

Pada tahun tersebut, terjadi aksi unjuk rasa massal sebagai reaksi atas ketidakamanan, hiperinflasi yang membuat daya beli barang kebutuhan pokok berkurang hingga mengakibatkan terjadinya krisis kemanusiaan, dan kurangnya layanan publik seperti kesehatan dan gizi.

Hal tersebut memicu adanya migrasi besar-besaran di Amerika Latin, sebanyak 7,1 juta orang telah meninggalkan Venezuela sejak 2014 dimana mereka masih mencari bantuan.

Tahun 2019, UN Human Rights Council (HRC) membentuk Fact Finding Mission (FFM) di Venezuela, juga kantor kejaksaan ICC meminta otorisasi dari pengadilan dalam menyelidiki kejahatan terhadap kemanusiaan di Venezuela.

FFM menemukan berbagai pelanggaran yang dilakukan sejak 2014. Bukti yang ditemukan melibatkan campur tangan presiden, pejabat pemerintah lainnya dalam memilih dan menjebak target untuk dilakukan penganiayaan, penangkapan, dan penyiksaan terhadap kelompok oposisi dari Nicolas Maduro.

Hal ini juga dilaporkan oleh Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights (OHCHR) tahun 2020 bahwa pemerintah Venezuela telah melakukan pemukulan dengan papan, mematikan dengan kantong plastik dan bahan kimia, perendaman dalam air, memberikan sengatan listrik pada kelopak mata dan alat kelamin, hingga memborgol dengan waktu lama.

Menurut Observatorium Venezuela, terdapat 7.032 protes, di mana 77% di antaranya menuntut hak ekonomi dan sosial. Pemerintah Venezuela merespons demonstrasi ini dengan kekerasan berlebihan dan penahanan sewenang-wenang.

Misalnya, adanya enam aktivis ditahan secara sewenang-wenang di Caracas pada bulan Juni dalam sebuah peringatan untuk mengenang Neomar Lander, seorang remaja yang terbunuh dalam protes pada tahun 2017.

Dilansir dari Global Centre for The Responsibility to Protect, pada tahun 2017, Uni Eropa telah memberlakukan sanksi terhadap 55 pejabat pemerintah Venezuela, hal yang sama juga dilakukan oleh Amerika Serikat.

Kemudian di November 2021, ICC melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan pemerintah Venezuela untuk membuka penyelidikan atas kemungkinan kejahatan kemanusiaan yang telah memulai penyelidikan sejak Februari 2018.

Diketahui harga makanan pokok di Venezuela pada November 2022 sekitar 386 dolar AS, sedangkan penghasilan minimum bulanan pada saat itu hanya 13 dolar AS. Hal ini menyebabkan sebagian besar warga negara Venezuela menghadapi kerawanan pangan.

Lalu, keadaan semakin parah ketika terjadi devaluasi mata uang nasional di bulan Desember 2022. Oleh karena itu, Bank dunia menyatakan bahwa Venezuela mengalami inflasi harga pangan tertinggi ketiga di dunia.

Layanan kesehatan di Venezuela juga sangat memprihatinkan khususnya untuk lansia dan anak-anak. Dilansir dari Amnesty International, 33% lansia dengan penyakit kronis tidak mendapatkan pengobatan apa pun, dan kematian anak-anak di Rumah Sakit JM de Los RĂ­os karena ditangguhkannya program transplantasi organ meskipun telah dilakukan pencegahan oleh Inter-American Commission on Human Rights mengenai pasien di pusat perawatan kesehatan ini.

Adanya impunitas terhadap praktik pelanggaran HAM oleh sistem peradilan di Venezuela, mereka membiarkan dan melindungi polisi dan petugas militer yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut. Hal ini disampaikan oleh laporan dari FFM.

Sedangkan pihak pemerintah Venezuela meminta Kejaksaan ICC menunda penyelidikannya karena mereka telah melakukan penyelidikan pelanggaran HAM dan kejahatan di dalam negeri pada April 2022.

Namun, menurut ICC, Venezuela telah gagal dalam melakukan penyelidikan nasionalnya karena proses pidana domestiknya tidak mencerminkan ruang lingkup investigasi yang dimaksudkan oleh Kejaksaan ICC.

Venezuela juga hanya berfokus pada pelaku pejabat tingkat rendah daripada pejabat pemerintah yang senior yang seharusnya menjadi fokus objek penyelidikan bagi Jaksa ICC.

Oleh karena itu, Jaksa ICC memohon kepada Pre-Trial Chamber I untuk meminta otorisasi melanjutkan penyelidikan pada November 2022. Kemudian, disetujui oleh Pre-Trial Chamber I pada 27 Juni 2023 lalu untuk melanjutkan penyelidikannya di Republik Bolivarian Venezuela.

*Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

UPDATE

Dirjen Anggaran Kemenkeu Jadi Tersangka, Kejagung Didesak Periksa Tan Kian

Sabtu, 08 Februari 2025 | 21:31

Kawal Kesejahteraan Rakyat, AHY Pede Demokrat Bangkit di 2029

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:55

Rocky Gerung: Bahlil Bisa Bikin Kabinet Prabowo Pecah

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:53

Era Jokowi Meninggalkan Warisan Utang dan Persoalan Hukum

Sabtu, 08 Februari 2025 | 20:01

Tepis Dasco, Bahlil Klaim Satu Frame dengan Prabowo soal LPG 3 Kg

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:50

Dominus Litis Revisi UU Kejaksaan, Bisa Rugikan Hak Korban dan tersangka

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:28

Tarik Tunai Pakai EDC BCA Resmi Kena Biaya Admin Rp4 Ribu

Sabtu, 08 Februari 2025 | 19:16

Ekspor Perdana, Pertamina Bawa UMKM Tempe Sukabumi Mendunia

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:41

TNI AL Bersama Tim Gabungan Temukan Jenazah Jurnalis Sahril Helmi

Sabtu, 08 Februari 2025 | 18:22

Penasehat Hukum Ungkap Dugaan KPK Langgar Hukum di Balik Status Tersangka Sekjen PDIP

Sabtu, 08 Februari 2025 | 17:42

Selengkapnya