Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Takut Tercemar Limbah Nuklir Jepang, Warga Korea Selatan Rebutan Beli Garam

KAMIS, 29 JUNI 2023 | 20:43 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kekhawatiran warga Korea Selatan terhadap dampak pembuangan limbah nuklir Jepang nyatanya tidak bisa ditutup-tutupi. Terlihat dari upaya warga yang berlomba-lomba membeli banyak garam.

Itu dilakukan sebelum air laut yang merupakan bahan dasar pembuatan garam benar-benar tercemar oleh limbah nuklir Jepang. Di samping itu, garam beryodium juga dipercaya dapat menangkal radiasi.

Seorang ibu dua anak berusia 38 tahun, Lee Young-min mengaku telah membeli 5 kilogram garam untuk melindungi kesehatan keluarganya.


"Saya belum pernah membeli garam sebanyak itu. Sebagai seorang ibu membesarkan dua anak, saya tidak bisa hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa. Saya ingin memberi mereka makan dengan aman," ujarnya, seperti dimuat Reuters pada Kamis (29/6).

Seorang lansia berusia 73 tahun bernama Kim Myung-ok mengatakan tidak dapat membeli garam di toko terdekat karena semuanya sudah terjual habis.

"Saya datang untuk membeli garam tapi tidak ada yang tersisa. Terakhir kali saya datang juga tidak ada," ujar Myung-ok.

Dia juga ikut khawatir bahwa air laut yang tercemar akan mambahayakan keselamatan keluarganya.

"Pelepasan air mengkhawatirkan. Kami sudah tua dan sudah cukup hidup tapi saya mengkhawatirkan anak-anak," ungkapnya.

Peningkatan permintaan garam di Korea Selatan telah menimbulkan kenaikan harganya hingga mencapai 27 persen sejak dua bulan lalu.

Pemerintah merespons kenaikan harga garam dengan melepaskan sekitar 50 metrik ton garam sehari dari stok, dengan diskon 2o persen dari harga pasar, hingga 11 Juli mendatang.

 Jepang berencana membuang lebih dari 1 juta metrik ton air radioaktif yang diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir yang rusak ke laut.

Air tersebut pernah digunakan untuk mendinginkan reaktor yang rusak di pembangkit listrik Fukushima di utara Tokyo, setelah dilanda gempa bumi dan tsunami pada 2011.

Jepang berusaha meyakinkan bahwa airnya aman, karena telah disaring. Meskipun tetap mengandung jejak tritium, isotop hidrogen yang sulit dipisahkan dari air.

Tetapi rencana Jepang masih tidak dapat diterima oleh negara tetangga, mereka khawatir tentara dampaknya bagi ekosistem laut maupun kelangsungan hidup manusia.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya