Berita

Plt Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu/RMOL

Politik

Sempat Viral Video Mafia Hukum, KPK Persilakan Masyarakat Lapor Beserta Bukti Kuat

SELASA, 27 JUNI 2023 | 18:26 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mempersilakan masyarakat yang memiliki bukti-bukti terkait adanya mafia hukum yang menyeret dua nama mantan pejabat KPK untuk lapor.

Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu mengatakan, pihaknya memiliki saluran resmi untuk menerima laporan dugaan tindak pidana korupsi dari masyarakat, salah satunya melalui Direktorat Pelayanan Laporan dan Pengaduan Masyarakat (PLPM).

"Bagi kami sebetulnya kalau memang itu benar terjadi, si pembuat video, kami ini ada saluran khusus di sini, ada PLPM, silakan untuk melaporkan kalau memang ada, bawa bukti-buktinya. Sehingga ini tidak menjadi polemik, dan tidak menjadi apa namanya justru fitnah gitu ya," ujar Asep kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada Kav 4, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (27/6).


Untuk itu, Asep mengimbau agar pembuat video yang viral di media sosial terkait mafia hukum, maupun masyarakat lainnya yang punya bukti kuat, untuk segera lapor ke KPK.

"Karena kalau hanya dalam bentuk misalkan membuat video, kemudian ini tanpa dasar, kita akan kesulitan, melihat mana buktinya, faktanya seperti itu. Sehingga, kami akan sangat menghargai, apabila ada masyarakat atau siapapun ketika memiliki informasi, memiliki ini, lengkapi dengan bukti-bukti, dan silahkan dilaporkan secara resmi Kepada KPK ataupun kepada aparat penegak hukum lainnya," pungkas Asep.

Sebelumnya, Dewan Pengawas (Dewas) KPK turut merespon soal adanya video yang beredar di media sosial soal dugaan mafia hukum yang memanfaatkan lembaga KPK.

Ketua Dewas KPK, Tumpak Hatorangan Panggabean mengatakan, pihaknya hingga saat ini belum mendengar adanya mafia hukum di KPK.

"Mafia hukum di KPK, saya belum dengar itu ada mafia hukum di KPK," ujar Tumpak kepada wartawan di Gedung ACLC C1 KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (19/6).

Bahkan, Tumpak mengaku bahwa pihaknya juga belum mendengar soal mafia hukum yang menyeret dua nama mantan pejabat di KPK.

"Seperti nama-nama yang anda sebut tadi, kita belum dengar itu. Belum ada laporan itu di Dewas," pungkas Tumpak.

Sebuah video beredar di media sosial soal dugaan mafia hukum yang memanfaatkan lembaga KPK. Video yang diunggah oleh akun Tiktok @Kebobrokankalian itu mengungkap mantan Deputi Penindakan KPK, Irjen Karyoto dan mantan Direktur Penyelidikan KPK, Brigjen Endar Priantoro sebagai orang yang memanfaatkan KPK selama masih menjabat.

"Lembaga KPK yang dipercaya masyarakat ternyata di dalamnya berada orang yang memanfaatkan jabatan," tulis akun itu dikutip redaksi, Senin (19/6).

Irjen Karyoto saat ini telah dikembalikan ke instansi asal yakni Polri dan menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya, sementara Brigjen Endar Priantoro sudah dikembalikan ke Polri dan saat ini menjalani pendidikan di Lemhanas RI.

Akun tersebut dalam videonya mengatakan bahwa Karyoto dan Endar Priantoro dengan jabatan dan kewenangannya melakukan pemerasan terhadap pejabat instansi dan kepala daerah demi keuntungan pribadi.

Keduanya, diduga melakukan praktik tidak terpuji dengan cara mengirimkan orang untuk melakukan pemerasan.

"Diduga mereka melakukan tindakan tak terpuji dengan mengirimkan orang bernama Muhammad Suryo untuk memeras pejabat dan kepala daerah yang disinyalir terlibat korupsi," ungkap video tersebut.

Pemerasan itu dilakukan oleh Muhammad Suryo dalam bentuk permintaan sejumlah proyek. Video ini juga mengungkap bahwa Muhammad Suryo sebagai orang yang mencuci uang dan pengumpul uang dari sejumlah proyek hasil memeras kepada pejabat yang diduga terlibat kasus korupsi.

"IJP Karyoto dan BJP Endar Priantoro masih melakukan pemerasan hingga saat ini," kata video yang viral ini.

Di samping itu, video berdurasi 1 menit 11 detik ini juga membeberkan bahwa Irjen Karyoto dan Brigjen Endar Priantoro memiliki sejumlah usaha, dari mulai pertambangan batu bara, pertambangan pasir, nikel dan usaha hotel serta properti lain. Hingga keduanya diduga memiliki rekening gendut sebesar Rp1,5 triliun.

"Silahkan PPATK dicek dan ditelusuri. Akankan kita diam melihat pejabat kotor itu ada di negeri kita ini," pungkas video tersebut.

Terkait video tersebut, Kantor Berita Politik RMOL, telah menghubungi Irjen Karyoto dan Brigjen Endar Priantoro. Ketika dihubungi nomor ponsel Irjen Karyoto hanya masuk ke pesan suara, sementara Brigjen Endar Priantoro nomornya tidak aktif.

Konfirmasi melalui pesan WhatsApp yang dilayangkan cuma dibaca oleh keduanya, walau pesan itu sudah ditandai dengan centang dua berwarna biru tanda pesan sudah dibaca.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya