Puisi Budayawan Bambang Ekoloyo Butet Kartaredjasa yang menyinggung sosok capres berambut putih hingga yang hobi "menculik" di acara puncak Bulan Bung Karno, masih menjadi polemik.
Sebagian menyimpulkan, diksi menculik yang dipakai Butet dialamatkan pada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Prabowo yang kini menjabat Menteri Pertahanan RI, diidentikkan sebagai mantan petinggi TNI yang diduga terlibat saat beberapa aktivis hilang di zaman Orde Baru.
Soal puisi tersebut, aktivis kemanusiaan Natalius Pigai balik mengkritik Butet dan menyetarakannya dengan buzzer.
"Butet dan BuzzerRp itu tikus-tikus basah di Orba," ujar Natalius Pigai di Twitter, Selasa (27/6).
Pigai memandang, sindiran yang sampaikan Butet dalam puisi itu adalah bukti dia tidak mengerti sosok pribadi Prabowo.
"Tuduh Prabowo jahat tapi tidak tahu jiwa PS," tuturnya.
Pada satu kesempatan terpisah, Pigai pernah menceritakan satu pengalamannya dengan sosok Prabowo. Saat itu, tanggal 30 Desember 1996, di Kompleks Ajudan Jenderal Bandung. Jenderal Prabowo Subianto berdiri di podium, pidato berapi api di hadapan mahasiswa Papua se-Jawa Bali.
Di tengah mahasiswa, Pigai yang ketika itu umur 17 tahun, menyampaikan interupsi hentikan pidato seorang jenderal yang bersinar saat itu dengan berteriak lantang.
"Interupsi Jenderal! Anda banyak ngomong, hari ini rakyat saya menderita di Papua. Fidelis Zonggonau, paman kandung saya memimpin demonstrasi karyawan tutup Freeport menuntut keadilan. Sejak kapan Jenderal berbuat baik untuk keluarga saya dan rakyat Papua. Sebaiknya Jenderal angkat kaki dari sini," kata Pigai.
Kata Pigai, semua peserta kaget dan hening mendengar interupsi. Bahkan, dia nyaris diusir dan diinterogasi ajudan dan petugas keamanan.
Namun, rupanya Jenderal Prabowo mendengar apa yang dia utarakan, mengomentari pernyataannya.
"Prabowo langsung menyatakan bahwa beliau telah berbicara dengan Presiden Suharto supaya rakyat Papua dan keluarga anda akan diberikan dana Royalti Freeport satu persen dari penghasilan kotor per tahun," tuturnya.
"Sebuah perjuangan Prabowo Subianto dalam kesunyian tanpa mencari penghargaan dan citra seakan-akan pahlawan pembawa berkah. Itulah Prabowo Subianto," demikian Pigai.