Berita

Munawar (tengah) saat menjadi pembicara pada diskusi publik 'Kilas Balik Peristiwa Rumoh Gudong', kegiatan yang digagas oleh Forum Komunikasi Generasi Muda Pidie (Fokusgampi). Foto: Helena Sari/RMOLAceh.

Politik

Jadi Bukti Sejarah Kelam HAM di Aceh, Jururunding GAM Minta Rumoh Geudong Jadi Sarana Pendidikan

SENIN, 26 JUNI 2023 | 04:33 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Keberadaan situs peninggalan Rumoh Geudong harus dijadikan sebagai sarana pendidikan masyarakat. Sehingga Indonesia dan dunia tahu bahwa di sana pernah terjadi tragedi pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), pada masa konflik di Aceh.

"Sebagai tempat dunia bisa belajar bahwa di Aceh pernah terjadi kekerasan yang tidak masuk akal dan negara tidak membolehkan kekerasan itu tapi dilakukan," ujar Munawar saat diskusi bertajuk 'Kilas Balik Peristiwa Rumoh Geudong' yang digagas oleh Forum Komunikasi Generasi Muda Pidie (Fokusgampi) di Banda Aceh, diwartakan Kantor Berita RMOLAceh, Minggu (25/6).

Menurut dia, perdamaian di Aceh tidak akan pernah terjadi apabila tidak ada darah syahid para korban konflik. Karena itu, setiap situs peninggalan harus dikenang baik oleh pendahulu, orang muda, hingga generasi mendatang.


"Mengingat kembali 15 Agustus 2005, titik perubahan dari Aceh yang hancur-hancuran menuju Aceh bermartabat," ujarnya.

Munawar menjelaskan, pada masa perundingan, pemerintah pusat berusaha agar Aceh tidak meminta kemerdekaan. Namun diberikan keistimewaan.

Meskipun ada Momorandum of Understanding (MoU) Helsinki, kata dia, Aceh tak dihargai.

"Jadi ini yang jadi problem, dulu enggak ada pejabat yang mengatakan kejadian di Aceh ditutup untuk hilangkan dendam tapi ada Pj Bupati yang katakan memelihara situs sama dengan memelihara dendam, ini penghinaan," ujarnya.

Dia menilai, para saksi konflik atau orang-orang tidak terdampak bisa saja menerima namun berbeda dengan seseorang yang diperkosa, dan dibunuh ayahnya.

"Makanya program semakin jauh dari perdamaian, harta semakin dikuras," tuturnya.

Sementara itu, aktivis perempuan masa lalu Cut Asmaul Husna yang juga merupakan orang asli Pidie mengatakan, pada tahun-tahun sebelum pembakaran Rumoh Geudong  anak-anak banyak mendengar suara menjerit di sana, para anak mentafsirkan bahwa itu mahluk halus padahal itu kejadian penyiksaan.

"Tahun 1999 kami lakukan investigasi banyak perempuan yang diperkosa. Itu yang terjadi, Rumoh Geudong situs sejarah," ujarnya.

Dia menambahkan, kalau itu hilang, maka konflik dianggap biasa padahal banyak kejadian konflik telah berpengaruh pada kerusakan sosial dan agama. Jangan sampai kejadian konflik di masa mendatang dianggap sebagai dongeng.

"Kami saksikan, kami rekomendasikan daerah itu tidak sepantasnya dibangun masjid tapi dibangun museum," tutupnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya