Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen/Net
Fenomena Relawan pendukung capres yang sampai saat ini mengatakan menunggu arahan atau petunjuk Joko Widodo atau Jokowi. Salah satunya ketua umum pro Jokowi (Projo)
Projo dianggap salah satu organ relawan yang cukup besar dalam arti luas. Meski Projo Sulsel sudah menyampaikan dukungannya terbuka kepada Prabowo Subianto-Airlangga Hartarto.
Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen mengatakan Projo nampak sedang bermain dua kaki, artinya kira- kira siapa yang paling banyak memberikan manfaat (keuntungan) dalam konteks pemenangan capres- cawapres pada pilpres 2024.
Lebih lanjut Silaen menjelaskan bahwa kecenderungannya, relawan kalau sudah besar memang sering bertingkah. Kata Silaen, itu dianggap lumrah karena memiliki jaringan yang kuat maka tidak dapat dipandang sebelah mata.
"Karena itu Projo tidak mau terulang kembali apa yang terjadi pada pembagian kue kekuasaan 2019 yang hampir tidak mendapatkan 'kue' di periode keterpilihan presiden Jokowi. Walaupun akhirnya Projo berhasil dapat bagian sebagai Wamen yang diwakili oleh ketua umumnya," terang Silaen, Selasa (20/6).
Pendapat Silaen, konstelasi politik di tingkat elite dan lokal sebenarnya kadang terputus karena adanya perbedaan kepentingan politik yang sedang berjalan. Sebab relawan ditingkat daerah itu lebih nempel kepada kekuasaan yang ada di daerah tersebut agar bisa eksis.
"Sekarang kenapa Projo Sulawesi Selatan (Sulsel) lebih memilih capres Prabowo- Airlangga karena faktor x atau mungkin juga kedekatan emosional pimpinan Projo ditingkat lokal/ daerah tersebut," papar Silaen.