Plt Menteri Komunikasi dan Informatika, Mahfud MD saat berbicara dalam Pengarahan Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/6)/Repro
Ada transaksi terorisme yang dibalut dengan pembelian sajadah bernilai miliaran rupiah di Jawa Timur.
Hal tersebut diungkap Plt Menteri Komunikasi dan Informatika, Mahfud MD dalam Pengarahan Gerakan Literasi Digital di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/6).
Awalnya, Mahfud menyebut perkembangan era digital menimbulkan jenis-jenis ancaman baru terhadap kedaulatan negara yang harus diwaspadai TNI.
Mulai dari serangan siber yang mencakup serangan DDOS atau pencurian data dan sabotase sistem. Serangan ini sempat terjadi kepada Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengalami beberapa kendala.
Kedua, propaganda. Di era digital, propaganda yang akan mengancam keamanan nasional melalui medsos (media sosial) dan
platform digital lain. Bentuknya berupa fitnah, adu domba, hingga
hoax.
Ancaman lain adalah
cyber terrorism, yakni perkembangan teknologi digital memberikan alat baru bagi kelompok teroris untuk melancarkan serangan dan merekrut anggota baru.
"Pengiriman uang untuk teroris melalui ini (
cyber terrorism), (laporan) PPATK itu banyak sekali kasus. Kebetulan (saya) Ketua Tim TPPU. Jadi saya lihat berapa banyak yang mencurigakan bahwa ini untuk terorisme, ngirim uang ke suatu daerah, memesan produk sajadah di sebuah tempat di Jawa Timur, uangnya miliaran," urai Mahfud.
Dijelaskan Mahfud, saat dilacak TPPU, transaksi keuangan tersebut justru dipergunakan untuk merakit bom.
"Yang kemarin sudah dilacak, itu digunakan untuk merakit bom, dan sebagainya dan sebagainya," jelas Mahfud.
Selain
cyber terrorism, serangan lain yang patut diwaspadai adalah serangan bentuk pengintaian. Salah satu contoh yang terjadi adalah fenomena hacker Bjorka beberapa waktu lalu.
"Seperti kita pernah dengar, di sini ada data pribadi bocor, (misalnya) Bjorka, pembicaraan antara presiden dan menteri bocor dulu, dan bisa lebih dahsyat dari itu. Hanya saja ini tidak kita ketahui," tandas Mahfud.