Berita

Kerusakan yang terjadi di negara bagian Rakhine, Myanmar akibat topan Mocha pada bulan lalu/Net

Dunia

PBB: Junta Myanmar Blokir Bantuan untuk Korban Badai Mocha

MINGGU, 11 JUNI 2023 | 06:13 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Junta militer Myanmar mencoba mempersulit peluncuran bantuan dari organisasi bantuan internasional pada bulan lalu untuk masyarakat di negaranya yang terkena dampak badai siklon.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) pada Jumat (9/6), dengan mengatakan bahwa junta sengaja menangguhkan persetujuan dengan badan kemanusiaan yang mencoba memberikan bantuan di negara bagian Rakhine.

"Dampak dari penangguhan itu adalah tertundanya distribusi bantuan penting seperti air, makanan, dan obat-obatan," tulis laporan dari UNOCHA.

Laporan tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa penangguhan itu terjadi pada saat yang sangat tidak menguntungkan, mengingat musim hujan tahunan yang dekat.

Tidak disebutkan apa alasan Komite Penanggulangan Bencana dari pemerintahan militer itu menunda izin perjalanan ke daerah-daerah yang terkena dampak.

Namun, UNOCHA menyebutkan akibat penagguhan tersebut, sekitar 1,6 juta orang di negara bagian Rakhine, Chin, dan Kachin, serta wilayah Sagaing dan Magway, telah terkena dampak parah oleh siklon tersebut dan bantuan yang telat itu.

Bulan lalu, topan bernama Mocha yang paling kuat telah menghantam Myanmar dan Bangladesh, yang memicu ribuan rumah hancur dan menyebabkan banyaknya kerusakan dan kematian.

Menurut media pemerintah, setidaknya 148 orang tercatat telah meninggal dunia di negara bagian Rakhine barat, sementara lebih dari 186.000 bangunan dilaporkan hancur.

Mengutip The Telegraph, Sabtu (10/6), di bawah pemerintahan junta Myanmar, akses ke banyak wilayah di negara itu, terutama daerah yang dianggap sensitif karena adanya ketegangan dengan kelompok etnis minoritas, seperti halnya di Rakhine telah dibatasi dengan ketat.

Pada tahun 2017, militer mengusir lebih dari 700.000 orang Rohingya dari negara bagian Rakhine dalam kampanye militer yang brutal, dengan hampir satu juta di antaranya sekarang tinggal di kamp-kamp di Bangladesh.

Populer

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

HUT ke-497 Kota Jakarta

Minggu, 19 Mei 2024 | 14:01

Alami Demam Tinggi, Raja Salman Kembali Jalani Pemeriksaan Medis

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:56

Aktivis Diajak Tiru Akbar Tanjung Keluar dari Zona Nyaman

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:54

Teater Lencana Membumikan Seni Pertunjukan Lewat "Ruang Tunggu"

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:36

Bamsoet Ungkit Lagi Cerita Pilu Golkar saat Dipimpin Akbar Tanjung

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:26

Alumni Usakti Didorong Berperan Membangun Indonesia

Minggu, 19 Mei 2024 | 13:12

Diserang Rusia, 9.907 Warga Ukraina Ngacir dari Kharkiv

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Banyak Guru Terjerat Pinjol Imbas Kesejahteraan Minim

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:59

Wantim Golkar DKI Pamer Zaki Bangun 29 Stadion Mini di Tangerang

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:39

Prabowo-Gibran Diyakini Bawa Indonesia Jadi Macan Asia

Minggu, 19 Mei 2024 | 12:26

Selengkapnya