Puluhan siswi perempuan menjadi korban serangan racun di dua sekolah dasar terpisah di distrik Sangcharak, Provinsi Sar-e-Pul, Afghanistan utara, pada akhir pekan ini.
Insiden keracunan itu merupakan insiden pertama yang terjadi kepada hampir 80 anak-anak perempuan, sejak Taliban mengambil alih kekuasan di negara itu pada 2021.
Di bawah pemerintahan Taliban, hak dan kebebasan perempuan dan anak perempuan Afghanistan semakin dibatasi. Mereka dilarang melanjutkan pendidikan setelah kelas enam dan menghadapi banyak larangan lainnya dalam pekerjaan dan akses ke ruang publik.
Menurut catatan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi, Mohammad Rahmani, sekitar 60 siswa diracuni di Sekolah Naswan-e-Kabod Aab dan 17 lainnya diracuni di Sekolah Naswan-e-Faizabad.
“Kedua sekolah dasar itu berdekatan satu sama lain dan menjadi sasaran satu demi satu. Kami telah memindahkan para siswa ke rumah sakit dan sekarang mereka semua baik-baik saja," katanya kepada The Associated Press, seraya menambahkan bahwa korban adalah siswi kelas 1 sampai 6 SD.
Seperti dikutip dari
Brisbane Times, Senin (5/6), seorang pejabat pendidikan memperkirakan bahwa serangan itu dilakukan oleh seseorang dengan motif dendam pribadi yang membayar pihak ketiga untuk melakukan serangan, namun ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Belum diketahui bagaimana gadis-gadis itu dapat diracuni, sebab investigasi saat ini masih terus didalami.
Insiden itu telah membawa kembali ingatan tentang kasus keracunan di Iran, negara tetangga Afghanistan, di mana ribuan siswa dilaporkan mengalami gejala mual akibat asap berbahaya di negara Republik Islam itu.