Berita

Representative Images/Net

Dunia

Ancam Masa Depan Bangsa, Taliban Desak Barat Hentikan Upaya Bantuan Evakuasi

RABU, 31 MEI 2023 | 15:15 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Taliban mendesak negara-negara Barat berhenti mengevakuasi dan memukimkan warga Afghanistan yang berpendidikan tinggi dan terampil ke luar negeri.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Taliban Amir Khan Muttaqi, dengan mengatakan langkah tersebut dapat merugikan negaranya.

"Dunia harus mendengarkan pesan ini, bahwa mereka tidak boleh membuka (imigrasi) untuk warga Afghanistan di bawah kesan bahwa hidup mereka akan berisiko di sini," ujar Khan.

"Mereka seharusnya tidak melukai talenta Afghanistan, kader ilmiah Afghanistan, dan kebanggaan Afghanistan, dengan tidak membawa mereka keluar dari negara ini," tambahnya.

Pernyataan itu dikeluarkan oleh Taliban setelah laporan media mengungkapkan bahwa sekitar 400 orang, atau lebih dari separuh dosen di Universitas Kabul telah bermigrasi keluar dari Afghanistan, karena masalah keamanan, pembatasan, dan kesulitan ekonomi dan sosial lainnya di negara itu.

Ratusan profesional media juga telah meninggalkan Kabul, yang disebut sebagai salah satu kemunduran signifikan bagi kebebasan media di Afghanistan.

Mengutip VOA News, Rabu (31/5), Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Eropa lainnya telah menampung lebih dari 150 ribu pengungsi dan pencari suaka Afghanistan sejak Taliban berkuasa di negara itu.

Selain itu, para masyarakat lainnya juga telah berusaha meninggalkan negara itu dengan perjalanan ilegal yang tidak jarang berbahaya dan mematikan, untuk menghindar dari rezim Taliban yang terkenal keras.

Menurut Badan Pengungsi PBB, jutaan warga Afghanistan tersebar di seluruh dunia sebagai pengungsi, pencari suaka, dan imigran terbanyak keempat di dunia, setelah Suriah, Venezuela, dan Ukraina.

Ketidakamanan, kemiskinan, pengangguran, dan harapan akan kondisi kehidupan yang lebih baik dianggap sebagai pendorong utama migrasi dari Afghanistan. Namun tindakan tersebut telah mengancam masa depan negara itu, karena Afghanistan secara signifikan telah kehilangan warga negaranya yang berpendidikan dan bertalenta untuk menjadi penerus bangsa.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Melalui Rembug Ngopeni Ngelakoni, Luthfi-Yasin Siap Bangun Jateng

Minggu, 02 Februari 2025 | 05:21

PCNU Bandar Lampung Didorong Jadi Panutan Daerah Lain

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:58

Jawa Timur Berstatus Darurat PMK

Minggu, 02 Februari 2025 | 04:30

Dituding Korupsi, Kuwu Wanasaba Kidul Didemo Ratusan Warga

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:58

Pelantikan Gubernur Lampung Diundur, Rahmat Mirzani Djausal: Tidak Masalah

Minggu, 02 Februari 2025 | 03:31

Ketua Gerindra Banjarnegara Laporkan Akun TikTok LPKSM

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:57

Isi Garasi Raffi Ahmad Tembus Rp55 Miliar, Koleksi Menteri Terkaya jadi Biasa Saja

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:39

Ahli Kesehatan Minta Pemerintah Dukung Penelitian Produk Tembakau Alternatif

Minggu, 02 Februari 2025 | 02:18

Heboh Penahanan Ijazah, BMPS Minta Pemerintah Alokasikan Anggaran Khusus Sekolah Swasta

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:58

Kecewa Bekas Bupati Probolinggo Dituntut Ringan, LIRA Jatim: Ada Apa dengan Ketua KPK yang Baru?

Minggu, 02 Februari 2025 | 01:42

Selengkapnya