Penantian panjang Daniel Saldana, seorang pria asal California yang menghabiskan 33 tahun di penjara, akhirnya terbayar. Ia dibebaskan pengadilan pada Jumat (26/5) waktu setempat.
Dia dibebaskan bukan karena masa hukumannya telah habis. Namun karena pada pekan ini jaksa mengetahui bahwa Saldana terbukti tidak bersalah, dan bahwa hakim yang menjebloskannya telah salah memberikan dakwaan dalam kasus percobaan pembunuhan tahun 1990-an.
Jaksa Distrik Los Angeles County George Gascon mengatakan dalam konferensi pers, bahwa Saldana yang saat ini berusia 55 tahun dan dua lainnya pada tahun 1990 didakwa dengan enam dakwaan percobaan pembunuhan berencana, serta satu dakwaan penembakan yang terjadi di sebuah kendaraan yang membawa enam siswa sekolah menengah.
Dua siswa terluka dalam insiden tersebut tetapi selamat. Namun, Saldana yang diringkus polisi dan dijebloskan ke dalam tahanan, harus menerima vonis pengadilan yang mengejutkan, yaitu hukuman 45 tahun penjara. Sebuah hukuman yang tak sebanding, kalaupun misalnya Saldana bersalah karena membuat dua siswi itu terluka.
"Setelah meninjau bukti secara menyeluruh, kami telah menentukan bahwa Daniel Saldana salah dihukum atas beberapa percobaan pembunuhan. Dan ini adalah hari di mana kami mengumumkan kepada publik bahwa Tuan Saldana adalah orang yang tidak bersalah," kata Gascon, seperti dikutip dari
AFP, Jumat (26/5).
Pengacara Michael Romano, yang membantu Saldana dan keluarganya selama proses pembebasan, berterima kasih kepada pejabat dan penegak hukum atas kerja keras dan dedikasi mereka dalam mencari kebenaran tentang apa yang sebenarnya terjadi lebih dari tiga dekade lalu.
"Sangat mengecewakan mengetahui bahwa seorang wakil jaksa wilayah mengetahui informasi ini lebih dari enam tahun yang lalu pada sidang pembebasan bersyarat tetapi gagal mengungkapkannya," kata Romano.
Romano merupakan direktur Three Strikes Project Stanford Law School, sebuah kantor yang dibantu oleh mahasiswa hukum untuk mengakhiri hukuman penjara yang lama bagi mereka yang dihukum karena pelanggaran ringan di bawah undang-undang "tiga teguran" negara itu.
Menurut pernyataan tersebut, sidang pembebasan bersyarat tahun 2017 mengungkapkan bahwa Saldana tidak terlibat dalam penembakan dengan cara apa pun dan tidak hadir di tempat kejadian.
Saat divonis, Saldana masih berusia 22 tahun dan bekerja sebagai buruh bangunan.
"Saya bersyukur bisa hidup setiap hari," kata Saldana, yang didampingi keluarganya.
"Setiap hari saya terbangun dan tahu bahwa saya tidak bersalah. Di sini saya hanya dikurung di sel dan berteriak minta tolong dan tidak tahu sistem hukum, atau memiliki sumber daya atau uang atau semacamnya, tapi saya tahu hari ini akan datang," katanya.