Berita

Kebakaran asrama di Guyana/Net

Dunia

Siswi di Guyana Bakar Asrama, Lebih dari 20 Penghuni Tewas

RABU, 24 MEI 2023 | 13:40 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pihak berwenang Guyana telah mengungkap seorang tersangka utama dalam kasus kebakaran asrama sekolah perempuan pada akhir pekan yang menewaskan  lebih dari 20 penghuni.

Dalam keterangannya pada Selasa (23/5), penyelidik meyakini api sengaja dinyalakan pada hari Minggu oleh seorang siswa yang kesal karena ponselnya disita. Polisi juga mendapati bahwa tersangka selain melakukan pelanggaran juga kedapatan menjalin hubungan dengan pria dewasa, menurut Penasihat Keamanan Nasional Gerald Gouveia, seperti dikutip dari The Associated Press, Rabu (24/5).

"Siswi itu diduga mengancam akan membakar asrama dan kemudian membakar area kamar mandi," kata Gouveia.

Gouveia mengatakan api menjalar melalui bangunan kayu, beton, dan besi, setelah dikunci pada malam hari oleh administrator - atau ibu asrama - untuk mencegah gadis-gadis itu menyelinap keluar.

Pelaku, yang berusia sekitar 14 tahun, terbakar dalam api dan saat ini berada di sebuah rumah sakit terdekat.

"Dia diperkirakan akan diizinkan pulang dari rumah sakit minggu ini dan ditahan di tahanan remaja sampai dia dewasa," kata Leslie Ramsammy, penasihat kementerian kesehatan.

Semua, kecuali satu korban adalah gadis Pribumi berusia 12 hingga 18 tahun dari desa terpencil yang dilayani oleh sekolah asrama di Mahdia, sebuah komunitas pertambangan di dekat perbatasan Brasil.

Banyak korban terjebak saat gedung terbakar, meski petugas pemadam kebakaran berhasil menyelamatkan orang dengan melubangi salah satu dinding.

"Ibu asrama sedang tidur di dalam gedung, tetapi panik dan tidak dapat menemukan kunci yang tepat untuk membuka kunci gedung dari dalam tetapi dia berhasil keluar. Dia juga kehilangan anaknya yang berusia lima tahun dalam kebakaran itu," kata Gouveia.

Dari sembilan orang yang dirawat di rumah sakit, kebanyakan berada dalam kondisi serius.

Polisi diperkirakan akan mendakwa pria yang memiliki hubungan dengan tersangka dengan tuduhan pemerkosaan menurut undang-undang, terutama karena terdakwa berusia di bawah 16 tahun," kata Gouveia.

Gouveia mengatakan Pemerintah Guyana telah menerima tawaran dari Amerika Serikat untuk mengirim tim ahli forensik dan lainnya untuk membantu penyelidikan.

Pemerintah juga mengirimkan spesialis identifikasi DNA untuk membantu mengidentifikasi sisa-sisa 13 dari 20 korban yang meninggal di tempat kejadian.

“Para pemimpin dari seluruh dunia telah menawarkan untuk membantu kami saat ini. Mereka menelepon dan mengirim pesan kepada Presiden Ali Irfaan saat dia berada di Madhia pada hari Senin,” kata Gouveia.

Madhia adalah kota pertambangan emas dan berlian sekitar 320 kilometer dari ibu kota, Georgetown.

Wakil Kepala Pemadam Kebakaran Dwayne Scotland mengatakan kepada AP bahwa lebih banyak nyawa bisa diselamatkan jika dinas tersebut diberitahu tentang kobaran api lebih cepat.

"Ketika petugas pemadam kebakaran tiba, penduduk setempat tidak berhasil memadamkan api dan mengevakuasi orang," katanya.

Guyana merupakan negara di Amerika Selatan, yang dulu bernama Guyana Britania. Guyana merupakan satu-satunya negara di kawasan itu yang menetapkan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya