Berita

Representative Images/Net

Dunia

Dianggap Ikut Campur Urusan Negara, Iran Panggil Duta Besar Swiss

SENIN, 22 MEI 2023 | 10:56 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Iran memanggil duta besar Swiss, menyusul protes yang dilontarkan Kedutaan Besar Swiss di Teheran  atas hukuman mati yang dilakukan pemerintah Iran terhadap para demonstran baru-baru ini.

Berdasarkan laporan yang dimuat VOA News, Senin (22/5), Kedutaan Swiss di Iran mengutuk keras eksekusi terhadap tiga demonstran dalam aksi protes Mahsa Amini, yang dihukum gantung pada Jumat, atas dugaan menyebabkan kematian pasukan keamanan Republik Islam itu.

"Swiss mendesak Iran untuk menghentikan eksekusi ini segera dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan hukuman mati," tulis pernyataan Kedutaan Swiss di akun Twitternya, sambil mengunggah foto aksi demonstrasi di Iran yang mengibarkan bendera revolusi pra-Islam Iran.

Atas cuitan yang diduga tidak profesional itu, Iran segera memanggil utusan Swiss Nadine Olivieri Lozano pada Minggu (21/5), dengan mengutuk balik tindakan Swiss.

“Teheran mengutuk penggunaan kedutaan negara ini yang tidak konvensional dan tidak profesional dalam menerbitkan ulang gambar dengan bendera palsu,” kata Kementerian Luar Negeri Iran dalam pernyataannya.

Menurut kementerian itu, tindakan Swiss tidak sesuai dengan hubungan persahabatan antara Republik Islam Iran dan Konfederasi Swiss dan harus diperbaiki.

“Duta Besar Nadine Olivieri Lozano dipanggil mengikuti posisi intervensionisme Swiss dalam urusan dalam negeri negara kita," tambah kementerian itu.

Pada Jumat lalu, Iran menggantung tiga demonstran bernama Majid Kazemi, Saleh Mirhashemi dan Saeed Yaghoubi, setelah mereka dinyatakan bersalah karena telah melakukan "moharebeh" atau mengobarkan perang melawan Tuhan karena menyebabkan kematian tiga aparat keamanan negaranya pada 16 November.

Eksekusi tersebut telah mendapat reaksi tajam dan kecaman dari negara-negara Barat, hingga kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Norwegia, yang mencatat setidaknya 270 eksekusi dikabarkan telah dilakukan Iran sejak awal tahun ini.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya