Berita

Anies Baswedan dan Ketum Nasdem, Surya Paloh/Net

Politik

Sikap Ambigu Nasdem dalam Kasus Johnny Plate Potensi Kecewakan Pendukung Anies

KAMIS, 18 MEI 2023 | 16:33 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Sikap Partai Nasdem terkait kasus hukum Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, dinilai ambigu. Hal ini dikhawatirkan bisa memicu kekecewaan pendukung calon presiden (capres) yang diusungnya, Anies Baswedan.

Sikap ambigu ini, disampaikan politik dari Citra Institute, Efriza, terlihat dari pernyataan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, yang tidak akan memecat Johnny Plate lantaran proses hukum masih berjalan.

Namun di sisi lain, Surya Paloh menyentil Kejaksaan Agung (Kejagung) yang memproses hukum Johnny Plate, dengan meminta pembuktian adanya kerugian negara hingga Rp 8 triliun akibat kasus ini.


"Sikap Nasdem yang ambigu ini malah dapat mengiring kekecewaan masyarakat semakin tinggi kepada partai ini," ujar Efriza kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (18/5).

Akibat kasus Johnny Plate ini, Efriza memprediksi persepsi masyarakat terhadap Nasdem akan berubah. Sebab Nasdem bisa dianggap melindungi koruptor, tidak becus membina kader-kadernya dan mengurus institusinya.

"Posisi Partai Nasdem akan mengalami penurunan elektabilitas secara kepartaian," tuturnya.

Maka dari itu, pernyataan Surya Paloh yang meminta Kejagung membuktikan kasus dugaan korupsi Johnny Plate, justru terkesan sebagai berkoar-koar untuk menarik simpati masyarakat.

"Tentu ini akan membuat masyarakat tidak mempercayai partai ini. Korupsi bagi masyarakat adalah penyakit kronis di negeri ini," jelasnya.

Lebih lanjut, dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Sutomo ini mendorong Nasdem dan Surya Paloh untuk menyatakan sikap berseberangan dengan pemerintahan saat ini.

Dengan demikian, Nasdem yang telah mendukung Anies sebagai sosok yang dikenal oposisi pemerintahan Jokowi, akan bisa menjaga peluang kemenangannya pada Pemilu Serentak 2024.

"Sikap yang terbaik yang bisa menguatkan konsolidasi pemilih dan pendukung Anies maupun koalisi perubahan adalah, Nasdem menyatakan diri keluar dari pendukung pemerintah," paparnya.

"Daripada menggerutu dari kejadian proses hukum terhadap Johnny G Plate yang juga Sekjen Nasdem," demikian Efriza. 

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Aliran Bantuan ke Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:08

Korban Bencana di Jabar Lebih Butuh Perhatian Dedi Mulyadi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 04:44

Bangun Jembatan Harapan

Minggu, 07 Desember 2025 | 02:46

UPDATE

UNJ Gelar Diskusi dan Galang Donasi Kemanusiaan untuk Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:10

Skandal Sertifikasi K3: KPK Panggil Irjen Kemnaker, Total Aliran Dana Rp81 Miliar

Selasa, 16 Desember 2025 | 12:04

KPU Raih Lembaga Terinformatif dari Komisi Informasi

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:41

Dipimpin Ferry Juliantono, Kemenkop Masuk 10 Besar Badan Publik Informatif

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:13

KPK Janji Usut Anggota Komisi XI DPR Lain dalam Kasus Dana CSR BI-OJK

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:12

Harga Minyak Turun Dipicu Melemahnya Data Ekonomi China

Selasa, 16 Desember 2025 | 11:03

Kritik “Wisata Bencana”, Prabowo Tak Ingin Menteri Kabinet Cuma Gemar Bersolek

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:56

Din Syamsuddin Dorong UMJ jadi Universitas Kelas Dunia di Usia 70 Tahun

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:54

Tentang Natal Bersama, Wamenag Ingatkan Itu Perayaan Umat Kristiani Kemenag Bukan Lintas Agama

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:46

Dolar AS Melemah di Tengah Pekan Krusial Bank Sentral

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:33

Selengkapnya