Berita

Prajurit Mali/Net

Dunia

Tak Terima Dituding Membantai Ratusan Warga Sipil, Mali Klaim Laporan HAM PBB Penuh Rekayasa

RABU, 17 MEI 2023 | 07:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Laporan kantor hak asasi manusia PBB terkait adanya kekerasan terhadap warga sipil di Mali telah dianggap sebagai rekayasa oleh pemerintahan militer sementara negara Afrika Barat itu.

Militer menolak laporan PBB yang mengklaim bahwa tentara Mali dan pejuang asing tak dikenal membunuh sedikitnya 500 warga sipil selama operasi militer lima hari yang dimulai pada 27 Maret tahun lalu.

Dalam laporan disebutkan pasukan Mali dan personel asing tiba dengan helikopter di desa Moura di wilayah Mopti di Mali tengah dan mulai menembaki penduduk yang berusaha melarikan diri. Laporan itu mengatakan, pada hari-hari berikutnya, ratusan warga juga ditembaki dan dibuang ke parit.


Namun, Abdoulaye Maiga, perdana menteri sementara di Bamako, menepis klaim tersebut, dan mengatakan itu adalah laporan bias yang didasarkan pada narasi fiktif dan tidak memenuhi standar internasional yang ditetapkan.

"Penyelidikan atas potensi pelanggaran hak asasi manusia selama operasi di Mopti sedang berlangsung, tetapi menyatakan bahwa hanya teroris yang terbunuh, bukan warga sipil," kata Maiga, seperti dikutip dari Africa News, Selasa (16/5).

Laporan PBB didasarkan pada wawancara dengan saksi dan korban, serta bukti forensik dan satelit. Saksi mengatakan kepada PBB bahwa tentara telah mengumpulkan orang ke tengah desa, menembak secara acak pada mereka yang mencoba melarikan diri.

“Setidaknya 58 perempuan dan anak perempuan diperkosa atau mengalami bentuk kekerasan seksual lainnya. Dalam satu contoh yang mengejutkan, tentara dilaporkan membawa selimut dari sebuah rumah, meletakkannya di bawah pohon di taman, dan secara bergiliran memperkosa wanita yang mereka paksa di sana,” kata PBB.

Laporan itu juga menemukan saksi melihat 'pria kulit putih bersenjata' yang berbicara bahasa asing. Pasukan ini diamati beroperasi bersama pasukan Mali dan, dalam beberapa kasus, tampaknya mengawasi operasi.

Maiga mengatakan penyelidikan yudisial telah dimulai terhadap tim pencari fakta PBB karena diduga mengambil foto satelit Moura tanpa izin, yang dianggap pemerintahnya sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya