Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ketidakpedulian Dunia Terhadap Kasus Uighur dapat Memperparah Situasi

SELASA, 09 MEI 2023 | 13:56 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Kurangnya perhatian dunia terhadap kasus pelanggaran hak asasi manusia di Uighur sangat memprihatinkan.

Hal tersebut disampaikan mantan anggota parlemen dan ketua Komite Urusan Luar Negeri, Michael Levitt, dalam tulisannya di Toronto Star.

Menurutnya, ketidakpedulian, kelambanan, dan keheningan respon dunia terhadap penganiayaan di Uighur, dapat membuat kematian yang lebih besar di wilayah tersebut.


“Uighur terus dianiaya oleh otoritas China tetapi orang-orang kurang memperhatikan pelanggaran hak asasi manusia yang ekstrem ini, membuat situasi di Uighur semakin mengganggu,” tulisnya.

Selama menjabat sebagai parlemen di Kanada, Levitt telah berulang kali mengangkat masalah Uighur dan menganjurkan penerapan sanksi Magnitsky, untuk meminta pertanggungjawaban pemerintah China sebagai para pelanggar HAM berat.

Namun sayangnya, sedikit sekali perhatian dari dunia terhadap pelanggaran yang terjadi di kamp pendidikan ulang. Lebih dari satu juta orang Uighur sering dianiaya, sterilisasi paksa, dan kerja paksa oleh pemerintah yang berkuasa, khususnya dari Partai Komunis China (PKC) yang senang menindas minoritas, menurut Levitt.

"Dalam beberapa tahun terakhir, PKC telah meningkatkan penindasannya terhadap Uighur, yang dikecam banyak ahli sebagai genosida. Ini termasuk pembatasan yang diberlakukan negara atas kebebasan beragama, hak bahasa, ekspresi budaya dan kebebasan bergerak," katanya.

Seperti dikutip The Print, Selasa (9/5), Levitt yang pernah menggelar webinar pada awal bulan dikabarkan sempat mendapat gangguan setelah berusaha menampilkan kesaksian dari para penyintas Uighur yang disiksa.

"Dalam webinar tersebut, para penyintas kamp pendidikan ulang memberikan kesaksian mereka, namun mereka terkena zoom boombing, yang bertujuan untuk membungkam suara mereka," ujar Levitt.

Menurut Proyek Advokasi Hak Uyghur (URAP), pelecehan atau serangan tersebut biasa terjadi kepada masyarakat Uighur yang berniat berbagi pengalaman mengerikan mereka. Upaya agar Uighur mendapatkan perhatian dunia itu terus memprihatinkan, dengan banyaknya gangguan dan ketidakpedulian dari dunia.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya