Berita

Mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad/Net

Dunia

Tanpa Ketegangan dengan China, Amerika Tidak Menjual Senjata ke Taiwan

SENIN, 08 MEI 2023 | 13:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat (AS) suka memprovokasi. Ada banyak hubungan yang tegang menjadi semakin terbakar akibat dorongan AS. Dalam wawancara dengan Global Times, mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberikan contoh kunjungan ketua DPR AS (Nancy Pelosi) ke Taiwan yang diikuti dengan kunjungan pejabat tinggi AS lainnya.

"Sebelumnya, hubungan China daratan dan Taiwan tidak ketegang ini. Anda memiliki hubungan, tetapi tidak ada konfrontasi. Tetapi ketika Ketua DPR AS mengunjungi Taiwan, China daratan menanggapi dengan menunjukkan bahwa mereka menentang kunjungan tersebut, dan bersikeras bahwa Taiwan adalah bagian dari China. Maka sejak saat itu, terjadi ketegangan karena kunjungan tersebut. Dan ketika ada ketegangan, ada persiapan perang," papar Mahathir, seperti dikutip dari Global Times.

Ketika China meningkatkan kapasitas militernya, Taiwan juga melakukan hal yang sama, tetapi Taiwan harus membeli senjata dari Amerika.


"Itu berarti Amerika diuntungkan dengan memicu ketegangan. Tanpa ketegangan, Amerika tidak menjual senjata ke Taiwan," tambah Mahathir.

Ia berharap rakyat AS dan China menyadari bahwa konfrontasi dan ancaman perang tidak menguntungkan baik bagi China maupun Amerika. Semua harus bisa mengendalikan diri, belajar untuk hidup bersama karena dunia semakin kecil.

"Kita semua adalah tetangga satu sama lain. Jika kita mengalami ketegangan, maka kita akan menghabiskan waktu kita bukan untuk memperkaya dan mengembangkan negara kita, melainkan menghabiskan uang untuk konfrontasi dan persiapan perang, yang tidak akan membantu siapa pun," tegasnya.

Jika China dan AS, sebagai mitra dagang terpenting bagi negara ASEAN, terlibat konflik, maka negara-negara anggota akan terkena imbasnya juga.

"Negara-negara ASEAN ingin berteman dengan semua negara. Kami berdagang dengan China. China adalah mitra dagang terbesar kami. Tapi kami juga memiliki perdagangan besar dengan AS. Jadi jika ada perdamaian, maka semua negara akan makmur," harap Mahathir.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya