Berita

Damai Hari Lubis/Ist

Politik

Mujahid 212: Lawan Anies Bukan Ganjar, Tapi Hantu!

SENIN, 01 MEI 2023 | 11:42 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kandasnya Puan Maharani sebagai calon presiden dan akhirnya dipilih Ganjar Pranowo diyakini karena Megawati Soekarnoputri takut pada sosok "hantu". Bahkan, Bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, nantinya bukan melawan Ganjar, tapi "hantu".

Pengamat hukum dan politik Mujahid 212, Damai Hari Lubis, mengatakan, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, sudah lama menggadang-gadang Puan menuju RI 1, sejak 2021 lalu, saat gempa vulkanik akibat meletusnya Gunung Semeru.

Saat itu Puan mulai digadang-gadang sebagai kandidat Capres 2024, ditandai dengan begitu banyaknya baliho serta bantuan Sembako bergambar Puan di lokasi bencana.


"Tapi tragis dan ironis, Puan justru kandas sebelum memasuki tahun Pilpres 2024, lunglai tubuhnya, juga lemas bagai manusia tanpa tulang, karena dipotong dengan sengaja oleh tangan ibu kandungnya sendiri, Megawati, pada 22 April 2023, di Batutulis," urai Damai, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (1/5).

Kenyataan itu, kata Damai, menimbulkan persepsi publik bahwa ada sosok "hantu" yang membuat Megawati menobatkan Ganjar sebagai Bacapres PDIP, sekaligus "mencampakkan" anak biologisnya, Puan, dari angan-angan Bacapres. Padahal Puan potensial dari sisi jabatan dan pengalaman politik untuk bekal jadi Capres.

"Sedangkan terhadap diri Ganjar, belakangan sebelumnya banyak disorot seolah dicap sebagai 'anak nakal'," kata Damai.

Fenomena "anak nakal" yang sedang mendapatkan hukuman itu, kata Damai, terjadi pada acara HUT ke-50 PDIP yang digelar di Jakarta International Expo, Jakarta Pusat, Selasa 10 Januari 2023.

"Bak dilecehkan dan disisihkan, Ganjar dijatah duduk di barisan ketiga dan berhimpitan, serta tidak mendapatkan nasi tumpeng. Ganjar jadi sosok kerdil. Dan akhirnya berbuntut, banyak kecaman dari tokoh internal PDIP terhadap Ganjar, karena tetap melakukan manuver politik sebagai bakal calon presiden," jelas Damai.

Selain itu, Ganjar juga berani melawan dengan melakukan manuver, itu terkesan karena adanya dukungan dari Presiden Joko Widodo, yang sama-sama petugas partai dari PDIP.

"Selain menyinggung para senior PDIP, itu tentu menyinggung Megawati, sang penguasa partai. Namun penobatan Ganjar menjadi Capres PDIP merupakan jawaban segala-galanya pada sosok Ganjar, termasuk otomatis menghapus kesan Ganjar sebagai anak nakal," terang Damai.

"Selanjutnya gayung bersambut dari Jokowi, yang memang sudah sejak dini menjagokan dan memberi dukungan kepada Ganjar. Hari itu juga selepas penobatan, Jumat 22 Januari 2023, Jokowi langsung bersama Ganjar, tancap gas, terbang ke Solo, naik pesawat terbang kepresidenan," sambung Damai.

Apa yang dilakukan Jokowi, kata Damai, seketika melupakan Prabowo Subianto yang sebelumnya didukung untuk menjadi Capres 2024. Itu dianggap sebagai attitude tercela, meskipun tidak mengherankan, karena ada puluhan janji Jokowi yang tidak pernah ditepati.

"Maka hantu itu nyata ada, karena terbukti Megawati memberi tiket milik dirinya kepada Ganjar. Sebab itu, ditengarai ada sosok bak hantu, yang mendukung Ganjar. Sehingga ketokohan Megawati yang sudah banyak makan asam garam, nyatanya luluh, walau publik tak bisa melihat sosok kuat yang eksis bersama Ganjar," sambungnya.

Maka, tegas Damai, lawan Anies pada Pilpres 2024 nanti adalah sosok "hantu" yang tak dapat terlihat secara kasat mata, namun dapat dirasakan keberadaan dari aroma "makhluk" yang berposisi di belakang layar atau menempel, atau membayangi sosok Ganjar.

"Sosok hantu yang dapat memaksa seorang Mega mencampakkan anak kandungnya dari wacana Capres 2024 dan menganugerahkan posisi itu kepada Ganjar. Terhadap sosok hantu itu, publik pun tak dapat melihat wujudnya secara kasat mata, karena hantu atau raja hantu tak dapat terlihat sosoknya, namun sekadar dapat dirasa eksistensinya," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya