Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Di Balik Sanksi, Uni Eropa Masih jadi Importir Terbesar Minyak Rusia

KAMIS, 27 APRIL 2023 | 22:36 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Terlepas dari banyaknya sanksi ekonomi yang dijatuhkan, Uni Eropa (UE) nyatanya masih menjadi importir terbesar minyak Rusia bahkan sejak perang Ukraina meletus Februari tahun lalu.

Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) dalam laporannya mengungkap bagaimana UE tetap mengimpor produk minyak Rusia dalam jumlah besar, meskipun ada sanksi ketat yang mereka terapkan pada Moskow.

Menurut CREA, UE membeli minyak tersebut dari negara-negara perantara yang mendapat pasokan minyak Rusia lebih banyak selama perang Ukraina.

“Negara-negara Barat yang sebagian besar melarang impor minyak dari Rusia mengimpor produk minyak senilai 42 miliar euro dari negara-negara yang telah meningkatkan impor minyak mentah Rusia sejak invasi Ukraina,” bunyi laporan itu, seperti dimuat IntelliNews.

Laporan itu menunjukkan bahwa UE secara tidak sengaja tetap mengimpor banyak minyak dari Rusia dan membuat efektivitas sanksi yang dijatuhkan kembali diragukan.

CREA mengidentifikasi lima negara yang menjadi perantara UE untuk mendapat aliran minyak Rusia. Mereka adalah China, India, Turki, Uni Emirat Arab (UEA), dan Singapura.

Sejak perang dimulai dan pemberlakuan sanksi Barat, negara-negara itu telah meningkatkan volume impor minyak milik Rusia.

"Tiongkok bertambah 94 persen, India 2 persen, Turki 43 persen, UEA 23 persen dan Singapura 33 persen," isi laporan CREA.

Dikatakan CREA, banyak negara UE dengan senang hati menutup mata terhadap pengalihan rute aliran minyak hanya karena mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan energi mereka yang semakin tercekik karena sanksi yang mereka jatuhkan sendiri.

Salah satu pendiri dan analis utama di CREA, Lauri Myllyvirta, peningkatan impor minyak mentah Rusia oleh lima negara Asia dan Timur Tengah telah sepenuhnya menggantikan minyak yang dulu diekspor ke Eropa.

Myllyvirta menyebut, ekspor negara-negara perantara ini ke Barat telah meningkat sebesar 80 persen dalam nilai dan 26 persen dalam volume selama periode tersebut.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Waspadai Partai Cokelat, PDIP: Biarkan Rakyat Bebas Memilih!

Rabu, 27 November 2024 | 11:18

UPDATE

Disdik DKI Segera Cairkan KJP Plus dan KJMU Tahap II

Sabtu, 30 November 2024 | 04:05

Israel dan AS Jauhkan Umat Islam dari Yerusalem

Sabtu, 30 November 2024 | 03:38

Isu Kelompok Rentan Harus Jadi Fokus Legislator Perempuan

Sabtu, 30 November 2024 | 03:18

Dorong Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Kadin Luncurkan White Paper

Sabtu, 30 November 2024 | 03:04

Pasukan Jangkrik Gerindra Sukses Kuasai Pilkada di Jateng

Sabtu, 30 November 2024 | 02:36

Fraksi PKS Usulkan RUU Boikot Produk Israel

Sabtu, 30 November 2024 | 02:34

Sertijab dan Kenaikan Pangkat

Sabtu, 30 November 2024 | 02:01

Bawaslu Pastikan Tak Ada Kecurangan Perhitungan Suara

Sabtu, 30 November 2024 | 01:48

Anggaran Sekolah Gratis DKI Disiapkan Rp2,3 Triliun

Sabtu, 30 November 2024 | 01:17

Mulyono Bidik 2029 dengan Syarat Jakarta Dikuasai

Sabtu, 30 November 2024 | 01:01

Selengkapnya