Ganjar Pranowo saat resmi diusung sebagai bakal calon presiden oleh PDIP/Ist
Pengumuman Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden usungan PDI Perjuangan pada Pemilu 2024 mendatang memang mengubah dinamika di tataran elite politik.
Akan tetapi, di tingkat akar rumput hal tersebut belum memberikan perubahan yang signifikan, terkait tingkat penerimaan terhadap Gubernur Jawa Tengah tersebut.
“Pengumuman nama tersebut belum dapat dikatakan memberikan pengaruh besar terhadap elektabilitas PDI Perjuangan di tingkat akar rumput. Karena sebagian masyarakat sudah sempat meninggalkan dia (Ganjar) akibat batalnya Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia,†kata pengamat politik dari FISIP USU, Henry Sitorus Pane, dikutip
Kantor Berita RMOLSumut, Kamis (27/4).
Henry menjelaskan, nama Ganjar Pranowo menjadi salah satu trending topik terkait batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, menyusul penolakannya terhadap keikutsertaan Tim U-20 Israel pada perhelatan tersebut. Meski sejumlah nama lain juga mengatakan hal yang sama, namun sosok Ganjar lebih disorot karena ebih dikenal publik.
“Makanya nama beliau yang paling banyak diperbincangkan di medsos. Dan itu yang membekas di hati masyarakat,†jelasnya.
Untuk dapat mencapai tujuan
hattrick kemenangan pada 2024, menurut Henry, seluruh kader PDI Perjuangan tidak dapat mendompleng nama Ganjar sebagai bagian dari kampanye politik. Sebaiknya para kader memikirkan cara lain untuk meraih simpati publik. Di antaranya dengan turun ke masyarakat dan memanfaatkan jejaring masing-masing.
“Saya kira kalau mengharapkan efek dari nama Ganjar saja itu tidak akan signifikan. Kinerja kader secara individu lah yang dibutuhkan untuk meraih simpati warga,†demikian Henry Sitorus Pane.