Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pemimpin partai Ennahda dari Tunisia, Rached Ghannouchi saat bertemu pada 2015 lalu/Net
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan turut mengikuti perkembangan gejolak dalam negeri di Tunisia. Termasuk penangkapan tokoh oposisi Rached Ghannouchi dari Partai Ennahdha.
Dalam sebuah wawancara di stasiun televisi, Erdogan menyampaikan keprihatinan atas penangkapan sewenang-wenang Ghannouchi, yang merupakan rekannya.
"Pemerintahan Tunisia saat ini menangkap teman saya, Ghannouchi. Jika kami dapat berbicara dengan mereka, kami akan memberi tahu mereka bahwa (penangkapan ini) tidak pantas," tegas Erdogan, seperti dimuat
Anadolu Agency pada Rabu (19/4).
Erdogan mengatakan, pihaknya sejauh ini telah berusaha menghubungi pemerintah Tunisia terkait penangkapan itu. Namun sampai saat ini mereka belum memberikan pernyataan apapun atas keprihatinan yang disampaikan oleh Erdogan.
Pada Senin malam (17/4) waktu setempat, polisi Tunisia menangkap Ghannouchi secara tiba-tiba di rumahnya di Tunis, dan membawanya ke gedung Garda Nasional untuk diinterogasi tanpa memperbolehkannya membawa pengacara.
Menurut laporan dari partai Ennahdha, penangkapannya terjadi setelah Ghannouchi mengeluarkan pernyataan yang menyebut Tunisia akan diancam dengan perang saudara jika partai politiknya yang berbasis Islam itu diberantas di negaranya.
Ghannouchi yang merupakan salah satu lawan utama dari Presiden Tunisia Kais Saied itu merupakan tokoh oposisi terbaru yang ditahan di bawah pemerintahan Saied, yang telah memenjarakan lebih dari 20 lawan politiknya, dengan dalih mengancam stabilitas keamanan negara.