Uzbekistan dan China sepakat untuk mendorong hubungan bilateral kedua negara ke tingkat baru, yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan ketika Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev bertemu dengan Penasihat Negara Cina dan Menteri Luar Negeri Qin Gang pada Rabu (12/4).
Dalam kunjungannya, Menlu China meminta kedua belah pihak untuk mengimplementasikan rencana lima tahun untuk kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi, dengan mendesak lebih banyak upaya untuk mencapai omzet perdagangan tahunan sebesar 10 miliar dolat (Rp 147 triliun).
"Kerja sama energi baru juga harus diperluas untuk mengoptimalkan struktur energi dan menjaga keamanan energi," kata Qin, seraya menyerukan pertukaran kerja sama untuk mengkonsolidasikan fondasi persahabatan antara kedua bangsa, dimuat
CGTN, Kamis (13/4).
Sementara itu, Presiden Mirziyoyev juga menyerukan hal serupa, ia menyepakati hubungan bilateral yang akan lebih ditingkatkan oleh kedua negara pada tahun ini, dan mengucapkan apresiasinya atas seluruh kerja sama yang telah dijalankan kedua negara itu.
"Pihak Uzbekistan menghargai dukungan China dan akan terus berpegang teguh pada prinsip satu China dan membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," katanya.
Dalam pertemuan itu, Presiden Uzbekistan mendapatkan salam hangat dari Presiden Xi Jinping, dan mengatakan bahwa ia menantikan waktunya untuk berkunjung ke China.
Selain itu, presiden Uzbekistan ini juga menyampaikan bahwa ia menantikan untuk menghadiri KTT China-Asia Tengah dan Forum Belt and Road untuk Kerjasama Internasional ketiga di China.