KILANG minyak proyek terbaru Pertamina di Balikpapan akan selesai tahun 2023 senilai investasi Rp 100 triliun untuk memproduksi 319 ribu barel BBM per hari kualitas EURO V, LPG, dan propylene.
Kilang lainnya proyek yang baru pada April tahun 2022 adalah Balongan, dari operasional sejak tahun 1994, ditambah perluasan tahun 2005 dan tahun 2012.
Jadi, fenomena kilang minyak Pertamina sesungguhnya adalah kilang minyak tua. Misalnya, kilang minyak Plaju Palembang didirikan tahun 1904 dan tahun 1935. Kilang minyak Sungai Gerong didirikan tahun 1926.
Kilang minyak Pangkalan Brandan didirikan tahun 1892 dan ditutup tahun 2007. Kilang minyak Putri Tujuh Dumai di Sungai Pakning dioperasikan tahun 1971. Kilang minyak Cilacap I dibangun tahun 1974, kilang Cilacap Unit IV didirikan tahun 1976, kilang minyak Cilacap II dibangun tahun 1981, dan kilang Paraxylene Cilacap dibangun tahun 1988.
Kilang minyak Balikpapan dioperasionalkan tahun 1922, yang pengeboran sumur Mathilda sejak tahun 1897. Kilang Balikpapan unit V didirikan tahun 1992, dari perluasan tahun 1983 dan 1997. Kilang minyak Kasim Sorong Papua beroperasi tahun 1995 untuk unit VII dan tahun 1997.
Konsekuensi dari keberadaan pabrik kilang-kilang minyak yang berumur relatif sudah tua adalah perlunya aspek pemeliharaan, bukan hanya yang bersifat rutin, melainkan juga secara insidental, bahkan secara menyeluruh (
overhaul) untuk menjaga kinerja senantiasa secara optimal dan meminimalisasikan kuantitas dan kualitas kecelakaan kerja.
Di tengah persoalan mendasar berupa penurunan terus menerus produksi migas di dalam negeri, yang menimbulkan akibat dari perubahan posisi sebagai negara pengekspor netto migas menjadi pengimpor netto migas, juga terjadi peningkatan kecelakaan kerja yang semakin sering terjadi, seperti kebakaran kilang Balongan per 29 Maret 2021 dan kebakaran kilang Balikpapan per 4 Maret 2022.
Kebakaran disebabkan oleh petir, luber, atau kebocoran hydrogen. Ledakan tekanan tinggi temperature hydrogen yang bocor dan meledak serta menimbulkan kebakaran juga terjadi di kilang Dumai baru-baru ini.
Sebenarnya ditinjau dari sisi manajemen keuangan, dikenal istilah perhitungan penyusutan asset, sehingga penyusutan tadi mempunyai konsekuensi bahwa pabrik, peralatan dan mesin maupun personal perlu diremajakan. Hal itu untuk senantiasa memelihara keberlanjutan usia asset secara teknis dan menjaga perbaikan efisiensi ekonomis.
Penurunan efisiensi diperbaiki dengan menggunakan pemeliharaan asset kilang termasuk mesin, pipa-pipa, dan regulator secara rutin, insidentil, atau menyeluruh sesuai dengan perbaikan hasil pengukuran kehandalan operasional kilang.
Perbaikan kehandalan tadi secara cermat dan teliti akan mampu meringankan kinerja HSSE, guna menjaga kontinuitas kinerja kilang dan mencegah kecelakaan kerja dengan benchmark kecelakaan nol.
Peneliti Indef dan Pengajar Universitas Mercu Buana