Bunga ungkapan duka cita tergeletalk di pintu masuk The Covenant School/Net
Penembakkan massal di buah sekolah di Nashville, Tennessee, menjadi fokus perhatian aparat.
Selama jumpa pers pada Selasa (28/3), Kepala Polisi Metro Nashville John Drake mengungkapkan kepada wartawan bahwa pelaku penembakan di The Covenant School, seorang wanita berusia 28 tahun bernama Audrey Elizabeth Hale, telah secara legal memiliki senjata api.
Polisi juga meragukan bagaimana Hale bisa mendapat kepemilikan senjata api meskipun dia berada dalam perawatan dokter karena gangguan emosional.
Rincian tentang Hale muncul beberapa jam setelah polisi merilis video mengerikan terkait aksi penembakan itu.
Dalam rekaman CCTV, tersangka mengenakan rompi pelindung dan membawa senapan serbu di satu tangan, dengan senjata kedua terlihat tergantung di pinggul kiri.
Hale membeli senjata dari lima toko senjata yang berbeda. Ia kemudian menggunakan tiga dari tujuh senjata itu untuk melakukan aksinya pada Senin siang.
Ia kemudian melepaskan tembakan untuk menghancurkan panel kaca di pintu depan, lalu berkeliaran di koridor sekolah yang sepi, dan berjalan melewati sebuah ruangan berlabel "Kementerian Anak".
Hale lalu menembak ke sekeliling secara acak. Tiga siswa dan tiga staf tewas dalam serangan itu.
Orangtua Hale sangat terkejut, tidak pernah menyangka anaknya mampu melakukan hal mengerikan. Mereka juga tidak pernah terpikir bahwa anaknya memiliki senjata api sebanyak itu.
Presiden Joe Biden pada Selasa (28/3) menyerukan Kongres untuk meloloskan undang-undang kontrol senjata baru.
"Sebagai bangsa, kita berutang kepada keluarga (para korban) ini lebih dari doa kita," katanya. "Kami berhutang tindakan kepada mereka."
Serangan itu adalah penembakan massal ke-131 Amerika sepanjang tahun ini, menurut Arsip Kekerasan Senjata, sebuah organisasi nirlaba yang melacak data kekerasan senjata.
Ada 15 penembakan massal di sekolah atau universitas di AS sejak pembantaian Columbine High School pada tahun 1999, menurut database yang dikelola oleh Associated Press.