Berita

Presiden Ceko Petr Pavel/Net

Dunia

Presiden Ceko: Jenuh dengan Perang Panjang, Dukungan Barat untuk Ukraina akan Berkurang Seiring Waktu

JUMAT, 24 MARET 2023 | 07:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Republik Ceko mengaku sudah mulai kehilangan daya untuk mengirimkan bantuan ke Ukraina.

Berbicara dalam wawancara dengan Suddeutsche Zeitung Jerman, Presiden Petr Pavel mengatakan kapasitas negara untuk memproduksi lebih banyak amunisi akan terbatas karena kekurangan tenaga kerja.

“Kami tidak hanya mengirimkan apa yang kami bisa dari stok kami sendiri, tetapi juga membeli material di luar negeri,” kata Pavel, seperti dikutip dari RT, Kamis (23/3).


"Republik Ceko masih mampu memproduksi beberapa pertahanan udara dan amunisi yang dibutuhkan Ukraina, tetapi dibatasi oleh kekurangan tenaga kerja,” katanya.

Ceko adalah negara dengan tingkat pengangguran terendah di Eropa. Sangat jarang menemukan orang yang menganggur yang membutuhkan pekerjaan, sehingga sulit mencari pekerja, menurutnya.

"Ada peluang, misalnya dengan (mendatangkan) pekerja dari Ukraina,” jelas Pavel yang dilantik sebagai presiden pada 9 Maret lalu.

Pavel, yang memiliki latar belakang intelijen dan menjabat sebagai ketua Komite Militer NATO antara 2015 dan 2018, memperingatkan bahwa dukungan Barat untuk Kyiv akan berkurang seiring waktu karena apa yang disebut "kelelahan perang".

Dia juga mengingatkan bahwa sebentar lagi AS akan sibuk dengan pemilihan presiden 2024, yang dikatakannya akan membuat fokus pemilih Amerika beralih dari urusan luar negeri ke dalam negeri.

“Hampir tidak mungkin bagi orang Eropa sendiri untuk mempertahankan tingkat dukungan saat ini untuk Ukraina. Jika dukungan AS melemah, begitu pula dukungan sejumlah negara Eropa,” kata pria berusia 61 tahun itu.

Menurutnya, Ukraina harus mempertimbangkan hal ini ketika merencanakan langkah selanjutnya di medan perang, karena tahun depan, kemungkinan negara itu tidak dapat memulai operasi besar.

Menurut Kementerian Pertahanan Ceko, negara itu telah memberi Kyiv senjata senilai 2,3 miliar euro selama konflik. Praha tidak mengungkapkan jenis senjata yang dipasok karena alasan keamanan dan taktis.

Sementara itu Rusia dalam banyak kesempatan mengkritik pengiriman senjata dan amunisi ke Ukraina dari Barat, dengan alasan bahwa mereka hanya berfungsi untuk meningkatkan dan memperpanjang pertempuran tanpa mengubah hasil akhirnya.

Menurut Moskow, pengiriman senjata, pembagian intelijen, dan pelatihan yang diberikan kepada pasukan Kyiv telah membuat negara-negara Barat menjadi pihak de facto dalam konflik tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya