Pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta/Net
Keikutsertaan Timnas Israel dalam ajang Piala Dunia U-20 di Indonesia menjadi perhatian banyak pihak.
Menurut pengamat Intelijen dan Keamanan Stanislaus Riyanta, semua pihak harus bersikap dewasa. Siapa pun lawannya yang ditentukan FIFA, pertandingan harus tetap sportif.
"Kalau memang kita enggak siap dengan lawannya, pilih-pilih, ya enggak usah menyelenggarakan seperti itu," tegas Stanislaus, Rabu (22/3)
Menurutnya, ketika memutuskan mengikuti even FIFA, maka harus mengesampingkan sentimen-sentimen politik. Jangan ada lagi yang mementingkan sikap egois.
"Itu konsekuensi. Tapi kalau kita pilih-pilih, wah kita kayak menang-menangan sendiri kan, menang-menangan maunya lawannya ini, ngatur-ngatur yang boleh ikut ini, ya menang FIFA lah," katanya.
Stanislaus juga menila, upaya kelompok PA 212 yang ingin menggagalkan Piala Dunia U-20 dengan cara menggeruduk Bandara Soetta saat kedatangan Timnas Israel adalah cara yang sangat memalukan.
"Kalau misalnya itu terjadi, ini sangat memalukan bagi Indonesia sebagai tuan rumah. Kalau emang Indonesia nggak siap, menghadapi kelompok itu ya nggak usah jadi tuan rumah. Tetapi kalau siap menjadi tuan rumah, apapun konsekuensinya aturannya di FIFA siapa pesertanya ya harus dihadapi diikuti," jelasnya.
Dikatakannya, persoalan ketidaksukaan terhadap kelompok tertentu harus disikapi secara bijak dan jangan sampai menciderai acara-acara Internasional.
"Ingat, ini martabat bangsa dipertaruhkan di sini. Ketika tidak suka secara politik atau secara ideologis. Sampaikan dulu ini ada even Internasional yang memang sudah kewajiban sebagai indonesia sebagai tuan rumah. Ya lakukan Itu," pungkasnya.