Kota Helsinki, Finlandia/Net
Perayaan Hari Kebahagiaan Internasional yang diinisiasi sejak 2013 oleh Perserikatan Bangsa Bangsa kembali diperingati pada Senin (20/3).
Menurut PBB, keberhasilan suatu negara harus dinilai dari seberapa bahagia rakyatnya.
Tahun lalu, peringatan ditandai dengan krisis global, termasuk pandemi Covid-19, perang di Ukraina, kekerasan terhadap warga Palestina, inflasi dunia, bencana alam yang mengerikan, dan berbagai keadaan darurat iklim.
Dengan semua yang terjadi, negara mana yang paling bahagia? Dan negara mana yang paling tidak bahagia?
Menurut
World Happiness Report, didukung oleh data Gallup World Poll, Finlandia selama enam tahun berturut-turut kembali menduduki peringkat pertama dari sepuluh negara paling bahagia di dunia, disusul Denmark, Islandia, Israel, Belanda, Swedia, Norwegia, Swiss, Luksemburg, dan dan Selandia Baru di posisi buncit.
Laporan tersebut melihat enam faktor utama untuk menganalisis tingkat kebahagiaan yang dilaporkan sendiri di seluruh dunia, yaitu dukungan sosial, pendapatan, kesehatan, kebebasan, kemurahan hati, dan tidak adanya korupsi.
Sementara itu Indonesia menduduki posisi ke 83 sebagai negara paling bahagia di dunia.
Jika ada negara yang paling bahagia, tentu ada yang paling menyedihkan.
Di kategori ini, Afghanistan yang dilanda perang menduduki puncak negara paling menyedihkan di dunia, disusul Lebanon yang dilanda krisis. Survei menunjukkan bahwa hampir semua orang di kedua negara tidak bahagia.
Posisi ketiga negara paling menyedihkan menurut survei adalah, Sierra Leone, Zimbabwe, Republik Demokratik Kongo, Botswana, Malawi, Komoro, Tanzania dan Zambia di posisi ke sepuluh.