Berita

Pendukung Partai Kongres Nasional Afrika (ANC) menggelar demonstrasi anti pemerintah/Net

Dunia

Ribuan Pengunjuk Rasa Beraksi di Alun-alun Pretoria, Tuntut Presiden Ramaphosa Mundur

SELASA, 21 MARET 2023 | 07:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ribuan orang yang mayoritas berasal dari oposisi sayap kiri Afrika Selatan berbaris di jalan pada Senin (20/3). Mereka meluncurkan aksi protes di bawah keamanan ketat, mendesak  Presiden Cyril Ramaphosa mundur.

Africa News melaporkan, ribuan pendemo berkumpul di alun-alun di ibu kota Pretoria bersiap untuk berbaris ke Gedung Persatuan, pusat pemerintahan, tempat polisi dan tentara berpatroli. Ribuan lainnya berkumpul di bagian lain negara itu.

Pejuang Kebebasan Ekonomi (EFF), partai terbesar ketiga di negara itu, telah menyerukan pemogokan nasional dan protes, memicu kekhawatiran akan terulangnya kerusuhan yang mematikan dua tahun lalu.

Di Lapangan Gereja Pretoria, terlihat poster besar yang terbuat dari kain putih bertuliskan "Ramaphosa harus pergi" dengan cat merah dan diikat ke pagar.

"Jelas pemerintah ini gagal," kata Carl Niehaus, mantan pejabat ANC yang berkuasa yang bergabung dengan sebagian besar pendukung EFF untuk rapat umum tersebut.

"Kerusakan yang disebabkan oleh pemerintah Ramaphosa sangat mengerikan sehingga kami tidak dapat mentolerirnya lagi. Mereka harus mundur sekarang," katanya kepada AFP.

Anggota serikat buruh, Trevor Shaku, termasuk di antara pengunjuk rasa yang meminta pemerintah ANC untuk dibubarkan. Ia mengatakan pemerintah telah salah urus negara ini dan Ramaphosa harus mundur.

Aksi besar itu mendesak pihak berwenang untuk melakukan siaga tinggi dengan hampir 3.500 tentara tersedia untuk membantu polisi.

"Kami berharap mereka yang akan berdemo, selama mereka melakukannya dengan damai, kami tidak punya alasan untuk mengganggu mereka," kata Menteri Kepolisian Bheki Cele kepada wartawan di Johannesburg.

Dia menambahkan bahwa perusahaan keamanan swasta dikerahkan untuk membantu polisi.

Sebagian besar toko terlihat tutup. Satu dealer mobil Pretoria bahkan memindahkan kendaraan dari pajangannya.

Protes itu menghidupkan kembali ingatan akan bentrokan pada Juli 2021 yang menyaksikan kekerasan terburuk sejak berakhirnya apartheid dan munculnya demokrasi pada 1994.

Sedikitnya 350 orang tewas ketika protes yang dipicu oleh pemenjaraan mantan presiden Jacob Zuma berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan.

Ramaphosa memerintahkan lembaga penegak hukum untuk mencegah terulangnya kerusuhan.

"Orang-orang memiliki kebebasan untuk berdemonstrasi, tetapi "tidak seorang pun boleh dipaksa, diancam, atau diintimidasi untuk bergabung dengan protes itu," kata Ramaphosa, pada Senin.

Polisi mengatakan ada delapan puluh tujuh pengunjuk rasa ditangkap karena pelanggaran terkait kekerasan.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya