Berita

Presiden Republik Rwanda Paul Kagame memberikan selamat kepada Gianni Infantino atas terpilihnya sebagai Presiden FIFA 2023-2027/Net

Sepak Bola

Presiden Kagame Akui Sepak Bola jadi Olahraga yang Lebih Inklusif di Tangan Gianni Infantino

JUMAT, 17 MARET 2023 | 07:06 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Terpilihnya Gianni Infantino sebagai Presiden FIFA periode kedua,
2023-2027, disambut dengan hangat oleh Presiden Republik Rwanda Paul Kagame.

Dikutip dari laman FIFA.com, Kagame yang juga hadir dalam Kongres FIFA ke-73 di Kigali pada Kamis (16/3) mengatakan, sepak bola menjadi olahraga yang lebih inklusif di bawah kepemimpinan Gianni Infantino.
"Dengan program FIFA Forward dan kepemimpinan Gianni Infantino yang luar biasa, sepak bola menjadi olahraga global yang lebih inklusif," katanya merujuk pada program pengembangan yang diperkenalkan Infantino saat terpilih di periode pertama, tujuh tahun lalu.


Infantino adalah pemimpin yang dibutuhkan FIFA saat itu, menurut Kagame.

"Semua yang saya lihat sejak saat itu hingga sekarang menunjukkan kepada saya bahwa dia layak untuk terus memimpin organisasi ini," katanya

Ia sangat yakin Infantino akan membawa nilai-nilai dan visinya untuk peran positif yang dapat dimainkan sepak bola di masyarakat.

Kagame kemudian mengisahkan, dia pertama kali mengenal Infantino ketika pria 52 tahun itu mengunjungi Rwanda pada 2016.

Mengenai sepak bola di Afrika, ia berharap penting untuk mengembangkan sepak bola di benua itu, dan menciptakan kondisi yang memungkinkan berkembangnya bakat pemain.

Kagame menyambut baik manfaat yang akan dibawa oleh 48 tim FIFA World Cup yang diperluas ke Afrika, dengan jumlah slot untuk benua tersebut meningkat dari lima menjadi sembilan atau sepuluh dari 2026.

"Saya menyambut perluasan jumlah tim yang berpartisipasi di Piala Dunia berikutnya. Dengan format ini, slot yang tersedia untuk tim Afrika akan berlipat ganda, menciptakan lebih banyak keterlibatan dan visibilitas di benua kami," katanya.

Ia menyadari, ada banyak perbedaan antara pemain bola di Afrika dan Eropa. Namun, sesungguhnya itu bukan dilatari oleh bakat,  melainkan kurangnya kualitas infrastruktur, pelatihan, dan dukungan, bagi pemain di Afrika.

"Sepak bola yang kami bangun di sini di Afrika, dapat memiliki nilai yang sama besarnya dengan tempat-tempat yang cenderung dituju oleh para pemain kami untuk mengejar karir mereka," katanya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya