Berita

Anggota Komisi VI DPR RI, Nusron Wahid/Net

Politik

Nusron Wahid Desak Mendag Larang Produsen Merangkap Jadi Distributor dan Pengecer Minyakita

KAMIS, 16 MARET 2023 | 01:59 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Sulitnya masyarakat mendapatkan minyak goreng murah berlabel Minyakkita belakangan ini jadi sorotan anggota Komisi VI DPR RI, Nusron Wahid.

Minyak goreng yang harusnya dijual murah untuk rakyat itu kini tengah langka. Kalaupun ada, banyak dijual di atas harga eceran tertinggi (HET).

Guna mengatasi kelangkaan dan harga yang mahal ini, Nusron Wahid pun meminta Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melarang produsen juga anak perusahaan dan afiliasinya untuk menjadi distributor sendiri.


"Salah satu penyebab harga di atas HET adalah produsen serakah. Membuat anak usaha dan afiliasi menjadi D1 dan D2 sendiri. Rata-rata menjual di atas ketentuan," papar Nusron dalam Rapat Kerja dengan Menteri Perdagangan, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3).

"Ada D1 yang menjual di harga Rp 12.500 kepada D2. Padahal peraturan harus dijual ke pengecer akhir Rp 12.600," sambung Nusron.

Politikus Partai Golkar itu pun mendorong pemerintah mengurangi beban leavy kepada eksportir minyak goreng yang bersedia mengalokasikan minyak miliknya untuk kemasan Minyakita.

Termasuk tidak membuat D1 sendiri.

"Idealnya 60 persen minyak DMO dan DPO bentuk kemasan. Karena itu kasih lah insentif dengan pengurangan leavy. Saya yakin banyak produsen bergeser dari jual curah," jelasnya.

"Saya yakin akan tertib dan seimbang. Produsen senang. Rakyat gembira dan pemerintah tidak pusing akibat gejolak minyak goreng," imbuhnya.

Nusron meyakini langkah ini bisa jadi solusi ampuh atas kelangkaan stok Minyakita saat ini.

Menurut Nusron, kelangkaan minyak goreng kemasan Minyakita di pasaran disebabkan penerapan domestic market obligation (DMO) 80 persen masih didominasi minyak curah.

Sementara ekspektasi masyarakat menginginkan minyak goreng kemasan karena lebih simpel, praktis, dan higienis.

"Kenapa Minyakita langka dan tinggi? Karena stoknya memang terbatas. Sudah begitu banyak pengecer yang membeli curah endingnya dikemas. Ini yang membuat harga di atas HET. Karena jatahnya curah, dijual kemasan. Jadinya tinggi," demikian Nusron Wahid.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya