Berita

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim/Net

Dunia

China Punya Kepentingan dalam Pulihnya Hubungan Iran dan Arab Saudi

SELASA, 14 MARET 2023 | 14:13 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Kepentingan yang dimiliki China dinilai menjadi motivasi kuat yang mendorong negara komunis itu mengambil peran penting sebagai mediator dalam proses normalisasi hubungan Iran dan Arab Saudi.

Menurut Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim pada Senin (13/3), China sangat berkepentingan dalam suksesi pulihnya hubungan dua negara Teluk tersebut.

Ia menjelaskan, bahwa motivasi terkuat yang dimiliki China untuk mencapai tujuan tersebut adalah kepentingan ekonomi yang dijalin bersama Iran-Saudi serta negara lain di kawasan.


"Alasan yang kuat adalah kepentingan ekonomi di Timur Tengah, termasuk dengan Arab Saudi dan Iran," kata Noto, dalam sebuah pernyataan.

Noto menilai stabilitas politik dan keamanan di wilayah tersebut akan mendukung upaya China dalam mempromosikan investasi dan perdagangannya.

"Jika konflik Arab-Iran dibiarkan berkepanjangan, maka dapat membahayakan kepentingan China," ungkapnya.

Untuk itu, kata Noto, China terus berupaya menjaga stabilitas dan mengurangi ketegangan hubungan dengan negara-negara Arab untuk memperkuat posisinya.

Kepentingan China yang lain, disebut Noto berkaitan erat dengan upaya diplomasi dan penyebaran pengaruh kuat di kawasan. China mampu menampilkan citra konstruktifnya dalam posisi tersebut.

"Peran China sebagai mediator di panggung internasional sangat penting untuk mempromosikan solusi damai terhadap berbagai konflik di wilayah tersebut, sekaligus memperkuat citranya sebagai negara yang berperan dalam penyelesaian konflik internasional dan meningkatkan pengaruhnya di dunia internasional," jelasnya.

Manfaat dari kembalinya hubungan Iran dan Arab Saudi, tidak hanya dirasakan oleh China saja. Noto dalam tulisannya mengatakan normalisasi itu akan turut mengubah iklim dan dinamika kawasan Timur Tengah.

Menurut Noto, pulihnya hubungan Iran dan Saudi akan ikut mendorong penurunan konflik di Timur Tengah. Sejalan dengan itu, pengaruh AS di kawasan juga melemah, terutama Israel yang posisinya akan semakin terjepit.

Pasalnya, negara Arab akan kembali bersatu dan mendukung kemerdekaan Palestina dari Israel.

"Saudi dan negara-negara lain yang sudah menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel justru akan kembali memberikan dukungan terhadap Palestina untuk mewujudkan kemerdekaannya sejalan dengan prinsip two-states solution," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya