Berita

Dmitry Medvedev /Net

Dunia

Medvedev: Laporan Media Barat Soal Ledakan Pipa Nord Stream bagai Cerita Film dengan Rating Rendah

JUMAT, 10 MARET 2023 | 08:23 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Laporan media Barat yang menyebut warga pro Ukraina sebagai pelaku di balik sabotase pipa Nord Stream mendapat cemoohan dari Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev pada Kamis (9/3).

New York Times pada Selasa mengklaim bahwa kelompok pro-Ukraina mungkin berada di balik ledakan September yang melumpuhkan pipa Nord Stream 1 dan 2, yang dibangun untuk mengirimkan gas Rusia ke Eropa melalui Jerman. Sumber anonim surat kabar AS itu menekankan secara khusus bahwa tidak ada warga negara Amerika atau Inggris yang terlibat dalam operasi tersebut.

Dalam postingannya di Telegram Medvedev mengatakan laporan tersebut sebagai sesuatu yang menggelikan.


"Mengatakan gagasan sabotase dalam skala seperti itu dilakukan oleh perorangan tanpa keterlibatan aktor negara adalah hal yang menggelikan," kata Medvedev, yang sekarang menjadi wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, seperti dikutip dari RT.

Bersamaan dengan NYT, sejumlah outlet Jerman juga melaporkan bahwa penyelidik negara yang menyelidiki ledakan Nord Stream telah menemukan bahwa kapal pesiar yang diduga digunakan dalam serangan itu adalah milik sebuah perusahaan yang berbasis di Polandia tetapi tampaknya dimiliki oleh dua orang Ukraina.

"Cerita yang ditawarkan oleh outlet Barat kepada pembacanya adalah film B dengan rating rendah yang mencolok," kata Medvedev.

“Enam penyabot dan seorang wanita di antara mereka, pergi dengan kapal pesiar ke Laut Baltik yang berbadai. Mereka membawa setengah ton bahan peledak ke dalam kapal dan melakukan penyelaman yang menakjubkan. Dan kemudian mereka meledakkan dua pipa besar di bagian bawah, sebelum menghilang saat matahari terbenam," tulis Medvedev.

Padahal, menurutnya, di laut penuh dengan kapal NATO dan sistem pengawasan internasional. Tidak ada yang mengakui melihat perbuatan orang-orang itu adalah hal yang mengherankan. Orang-orang itu kemudian mengembalikan kapal pesiar itu kepada pemiliknya.

"Tujuan film murah ini adalah untuk memperdaya orang Eropa, yang sudah lelah harus membayar dukungan UE ke Ukraina di tengah konflik dengan Rusia," tambah  Medvedev.

Namun, "film" tersebut gagal, kata Medvedev. Gagal tepat setelah penayangan perdananya karena penonton mulai mengajukan pertanyaan yang tidak membuat nyaman, termasuk mengapa klaim awal keterlibatan Rusia sekarang tiba-tiba ditinggalkan atau mengapa UE harus terus mengirim senjata dan uang ke Ukraina jika mereka yang menghancurkan jaringan pipa.

Sekretaris pers Kremlin Dmitry Peskov juga sudah angkat bicara pada Rabu, mengatakan bahwa artikel-artikel itu diterbitkan untuk mengalihkan perhatian dari laporan bulan lalu oleh jurnalis investigasi veteran Amerika Seymour Hersh, yang menyalahkan Washington atas sabotase tersebut.

Menurut sumber informasi yang berbicara dengan Hersh, bahan peledak ditanam di jalur pipa di Laut Baltik pada Juni 2022 oleh penyelam Angkatan Laut AS dengan kedok latihan NATO, dan diledakkan dari jarak jauh dua bulan kemudian. Gedung Putih membantah laporan jurnalis pemenang Hadiah Pulitzer itu sebagai cerita fiksi.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya