Berita

Asisten Deputi Jasa Keuangan dan Industri Informasi Kemenko Perekonomian, Agus Wibowo/Repro

Bisnis

Indonesia Masuk EITI Karena Ada Isu yang Berkaitan dengan Korupsi

RABU, 08 MARET 2023 | 15:01 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Ada beberapa faktor yang membuat Indonesia masuk dalam kelompok negara-negara pendorong transparansi industri ekstraktif EITI. Awal inisiatif ini muncul karena tata kelola sumber daya alam Indonesia perlu dikawal ketat pemanfaatannya secara transparan.

“Nah, kenapa Indonesia ikut inisiatif transparansi ini, karena waktu itu pemerintah mengatakan perlu adanya tata kelola sumber daya alam. Karena sektor ini adalah yang akan habis pakai, sehingga pemanfaatannya harus sangat optimal sehingga harus ada transparansi di sini,” kata Asisten Deputi Jasa Keuangan dan Industri Informasi Kemenko Perekonomian, Agus Wibowo.

Agus Wibowo menyampaikan pandangan itu dalam webinar Dialog Kebijakan EITI Indonesia, dengan tema "Sejauh Mana Standar Transparansi EITI Telah Berjalan dan Mampukah EITI Mendukung Upaya Transisi Energi Berkeadilan?", Rabu (8/3).

Selain itu, lanjut Agus Wibowo, pembentukan EITI di Indonesia ini juga karena ada isu yang berkaitan dengan korupsi di sektor pertambangan.

“Jadi waktu itu ada isu-isu terkait dengan korupsi. Salah satunya penerimaan negara tidak sama, atau bahkan lebih kecil dari yang dilaporkan ke induk usahanya sendiri Freeport,” bebernya.

“Dia (Freeport) lapor ke pemerintah penerimaan berapa, dilaporkan ke Amerika itu berapa. Waktu itu ada kecurigaan begitu,” imbuhnya.

Selain itu, Agus Wibowo menambahkan, masalah pajak di sektor pertambangan juga masih menimbulkan polemik.

“Ada ketegasan pajak, antara penerimaan yang pajaknya dibayarkan oleh perusahaan, penerimaan dia itu tidak sesuai,” tutupnya.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya