Kelompok al-Qaeda dilaporkan telah memilih jihadis Seif al-Adl, mantan anggota Pasukan Khusus Mesir yang berbasis di Iran, sebagai pemimpin baru sejak Ayman al-Zawahiri terbunuh pada musim panas 2022.
Laporan itu disampaikan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada Rabu (15/2) waktu setempat.
"Penilaian kami sama dengan PBB - yaitu bahwa pemimpin de facto baru Al-Qaeda adalah Seif al-Adl berbasis di Iran," kata juru bicara diplomasi Amerika, mengacu pada laporan PBB yang dirilis pada Selasa, seperti dikutip dari
AFP, Jumat (16/2).
Namun demikian, Al-Qaeda sendiri tidak secara resmi menyatakan Seif al-Adl sebagai "emir" karena dua alasan.
Pertama, ini adalah masalah yang sensitif terkait otoritas Taliban di Afghanistan, yang tidak mau mengakui bahwa Zawahiri dibunuh oleh orang Amerika di sebuah rumah di Kabul tahun lalu.
Kedua, Seif al-Adl berada di Iran, negara yang mayoritas penduduknya Syiah, sedangkan Al-Qaeda adalah kelompok Sunni.
Seif al-Adl yang saat ini berusia 60-an, pernah menjadi letnan kolonel di Pasukan Khusus Mesir. Dia adalah sosok penjaga lama Al-Qaeda. Perannya membantu membangun kemampuan operasional grup dan melatih beberapa pembajak yang ambil bagian dalam serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat, menurut Proyek Penanggulangan Ekstremisme.
Dia telah berada di Iran sejak tahun 2002 atau 2003. Meskipun awalnya dia berada dalam tahanan rumah, dia kemudian dapat melakukan perjalanan ke Pakistan, menurut Ali Soufan, mantan penyidik FBI.
“Seif adalah salah satu prajurit profesional paling berpengalaman dalam gerakan Jdihadist global, dan tubuhnya memiliki tanda-tanda pertempuran,†tulisnya pada tahun 2021 di CTC Journal.