Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais/Net
Majelis Syuro Partai Ummat, Amien Rais mengkritik pemerintah yang terus membangun narasi politik identitas. Menurut Amien, narasi yang terbangun justru membuat rakyat terpecah belah, dan dimanfaatkan untuk menumbangkan lawan politik penguasa saja.
Hal tersebut disampaikan Amien Rais dalam jumpa pers usai acara Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Perdana Partai Ummat di Gedung GS1 Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (13/2).
"Iya, memang. Karena politik identitas itu untuk menjadikan wakil rakyat itu sebagai robot, enggak usah ada kaitannya dengan paradigma agama, dengan hal-hal yang sifatnya transendental. Jadi jelas sekali mereka ini, maaf ya, agak bodoh. Seolah-olah kan kita itu bodoh," ujar Amien.
Mantan Ketua MPR RI ini lantas membandingkan kondisi demokrasi Indonesia terhadap politik identitas dengan negara-negara lainnya.
"Di Eropa itu lebih maju dari kita. Tapi lihat di Jerman Ada partai Katolik Kristen, kemudian di Belanda juga ada, dan Italia juga ada. Tiba-tiba kita bilang agama kuno, menarik jalur secara ke belakang. Itu karena tidak tahu yang dikatakan," ucapnya.
Maka dari itu, Amien Rais menegaskan kembali sikap dan corak partai yang didirikannya seperti pernyataan Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi dalam pidatonya di Rakernas hari pertama siang tadi.
Ridho menyerukan perlawanan terhadap narasi politik identitas menyesatkan yang dibangun rezim saat ini. Yakni dengan cara menyebut Partai Ummat adalah politik identitas.
Akan tetapi, Amien Rais punya langkah konkret yang tengah diupayakannya untuk memperjuangkan gagasan politik identitas yang dibangun Partai Ummat itu sendiri. Salah satunya dengan memastikan pemimpin yang akan terpilih dalam Pilpres 2024 mendatang, tidak seperti yang sekarang ini memimpin Indonesia dan pemerintahan di dalamnya.
Oleh karenanya, tokoh Reformasi ini menyebutkan sejumlah nama bakal calon presiden (bacapres) yang telah mendapat dukungan dari mayoritas pengurus Partai Ummat di daerah untuk dimajukan sebagai capres di Pemilu Serentak 2024 mendatang.
"Jadi inilah mengapa kita ini ingin presiden yang ada isinya, yang tidak ingin menyesatkan rakyat. Nanti kita uji. Apakah itu Anies, apakah itu Gatot, apakah Prabowo dan lain-lain. Walaupun sebagian besar nampaknya mau ke Anies," katanya.
"Tapi kita tidak bisa menarik kesimpulan, karena beberapa daerah sudah mengatakan, 'datangkan Pak Gatot, datangkan Prabowo'," demikian Amien Rais menambahkan.