Berita

Kapal Penjaga Pantai Filipina/Net

Dunia

China Diduga Buntuti dan Ganggu Penjaga Pantai Filipina di Laut China Selatan

JUMAT, 10 FEBRUARI 2023 | 09:23 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China kembali melakukan manuver di Laut China Selatan. Penjaga Pantai China (CCG) dilaporkan telah membuntuti dan mengganggu Penjaga Pantai Filipina di Laut China Selatan.

Laporan tersebut datang dari pakar keamanan maritim sekaligus pemimpin Project Myoushu (Laut China Selatan) di Stanford University, Ray Powell, seperti dimuat Radio Free Asia.

Powell menyebut insiden tersebut terjadi selama delapan jam pada Senin (6/2). Ketika itu, kapal CCG 5205 berhenti, mengganggu, dan mengikuti kapal BRP Malapascua milik Filipina di dekat Beting Sabina.


Beting Sabina adalah fitur yang terletak di apa yang disebut Dangerous Grounds di Kepulauan Spratly, jauh di dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina, tetapi juga diklaim oleh China.

Powell juga mengatakan dua kapal CCG sedang memantau dan membuntuti pergerakan kapal patroli angkatan laut BRP Andres Bonifacio di dekat Mischief Reef, juga di dalam ZEE Filipina.

Kementerian Luar Negeri Filipina mengaku masih perlu memverifikasi laporan dari Powell.

Pada Desember lalu, CCG diduga menghentikan kapal perang BRP Andres Bonifacio mendekati Scarborough Shoal, yang dikenal di Filipina sebagai Beting Panatag, hanya berjarak 198 kilometer dari Teluk Subic yang strategis tetapi berada di bawah kendali China.

Pengadilan PBB pada tahun 2016 menolak klaim China atas sebagian besar Laut China Selatan, termasuk Beting Scarborough, tetapi Beijing menolak untuk mengakui keputusan tersebut.

Gangguan yang dilakukan CCG diyakini terkait dengan perjanjian keamanan antara Filipina dan Amerika Serikat (AS) baru-baru ini.

Selama kunjungan resminya ke Filipina, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengantongi akses ke total sembilan pangkalan militer di Filipina.

Kedua belah pihak juga sepakat untuk memulai kembali rencana melakukan patroli bersama di Laut China Selatan yang ditangguhkan di bawah mantan Presiden Rodrigo Duterte, langkah yang menurut para analis sangat dibutuhkan di tengah meningkatnya ketegasan China di perairan yang disengketakan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya