Berita

Gempa Turki, Senin 6 Februari 2023/Net

Dunia

Gempa Turki Menjadi Salah Satu yang Paling Mematikan dalam Dua Dekade, Ini Sebabnya

JUMAT, 10 FEBRUARI 2023 | 07:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bencana gempa yang terjadi baru-baru ini di Turki dan Suriah, bukanlah yang pertama kali. Namun, bencana yang terjadi pada Senin (6/2) itu menjadi yang terbesar dengan kematian yang begitu banyak, setidaknya dalam beberapa dekade.

Data per Kamis malam (9/2) total korban tewas di Turki dan Suriah menyentuh angka lebih dari  20.000, menurut pemerintah Turki.  

Di Turki saja, jumlah korban tewas telah meningkat lebih dari 16.500, dengan 66.132 lainnya dilaporkan terluka. Sementara di Suriah, angka kematian mencapai lebih dari 3.192, dengan kroban luka lebih dari 5.000

CNN dalam laporannya menyebutkan, ada beberapa faktor yang menjadikan gempa kali ini begitu mematikan . Salah satunya adalah waktu terjadinya.

Gempa awal melanda kota Gaziantep di Turki selatan, kira-kira 150 mil jauhnya dari perbatasan Turki-Suriah, pada Senin dini hari (6/2),  pada kedalaman sekitar 11 mil, menurut Survei Geologi AS .

Dengan gempa yang terjadi di pagi hari, banyak orang yang masih berada di tempat tidur dan  terjebak di bawah puing-puing rumah.

Gempa kedua, yang berpusat kira-kira 80 mil sebelah utara Gaziantep di provinsi Kahramanmaras Turki, terjadi pada pukul 13:24 waktu setempat dan kedalamannya enam mil.

Kondisi cuaca saat kejadian adalah dingin dengan suhu beku dan basah. Hujan dan salju telah menurunkan kekuatan fisik, di mana korban berisiko terkena hipotermia di bawah reruntuhan gedung.  Ini juga berpengaruh terhadap proses menyelamatan yang menjadi lebih sulit di tengah cuaca yang basah.

Gempa bumi tidak jarang terjadi di Turki. Sebagian besar wilayah negara ini terletak di Lempeng Anatolia, yang berbatasan dengan dua garis patahan utama, yaitu patahan Anatolia Utara, yang membentang melintasi negara dari barat ke timur, dan patahan Anatolia Timur, yang berada di timur Turki, seperti dikutip dari Time.

Yang pertama telah menjadi tempat terjadinya beberapa bencana gempa bumi, menurut Geological Society of London , termasuk gempa tahun 1939 di timur laut Turki yang mengakibatkan kematian 30.000 orang.

Sedangkan gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang terjadi saat ini, diyakini telah terjadi di salah satu zona sesar Anatolia Timur atau zona sesar transformasi Laut Mati.

Ketika Turki di landa gempa dahsyat pada 1999 yang menewaskan sekitar 17.000 orang, pemerintah pada saat itu berjanji untuk mereformasi infrastruktur gempa negara itu. Pemerintah akan menciptakan standar konstruksi baru dan memperkuat bangunan yang ada.
Rencananya melibatkan penunjukan ratusan ruang perkotaan sebagai titik evakuasi jika terjadi keadaan darurat.

Namun, selama bertahun-tahun, rencana kesiapan gempa itu tinggalah rencana. Semua batal karena akibat ledakan pembangunan baru. Zona evakuasi udara terbuka malah diubah menjadi bangunan tinggi.

Persatuan Insinyur dan Arsitek Turki (TMMOB) mengeluhkan hal ini.

Ketika Turki kembali dilanda gempa pada 2022 dengan kekuatan 5,9 SR, TMMOB mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa “negara kita telah gagal dalam hal apa yang perlu dilakukan sebelum terjadi gempa.”

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya