Berita

Panglima Angkatan Bersenjata Aljazair, Jenderal Said Chengriha dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Dunia

Penjualan Senjata Prancis untuk Aljazair Ganggu Keamanan Sahel Sahara dan Rusak Hubungan dengan NATO

MINGGU, 29 JANUARI 2023 | 13:51 WIB | LAPORAN: JONRIS PURBA

Hari Senin lalu (23/1) Panglima Angkatan Bersenjata Aljazair, Jenderal Said Chengriha, berkunjung ke Prancis. Ini adalah kunjungan resmi pertama seorang pejabat tinggi Aljazair setelah Aljazair mendapatkan kemerdekaan dari Prancis lebih dari enam dekade lalu.

Selain bertemu Presiden Prancis, Emmanuel Macron, di Elysee Palace, Said Chengriha juga bertemu Menteri Pertahanan Prancis Sébastien Lecornu.

Kunjungan Said Chengriha atas undangan dari Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Prancis Thierry Burkhard. Keduanya bertemu ketika Burkhard mendampingi Macron dalam kunjungan ke Aljazair di bulan Agustus tahun lalu.

Sejumlah analis menyebutkan kunjungan Said Chengriha ke Paris dan pertemuannya dengan Presiden Macron dalam rangka meningkatkan kerjasama militer Aljazair dan Prancis.

Bukan tidak mungkin Aljazair akan menandatangani kontrak pembelian senjata dari Prancis sebagai bagian dari peningkatan anggaran militer Aljazair yang mencapai 18 miliar dolar AS.

Namun tentu saja penjualan senjata Prancis ke Aljazair akan memunculkan sejumlah pertanyaan penting yang mesti dipertimbangkan dengan sangat serius oleh Prancis.

Hal pertama terkait dengan potensi peningkatan ancaman dan instabilitas keamanan di kawasan Sahel Sahara mengingat kawasan itu untuk waktu yang cukup lama menjadi tempat menyenangkan bagi sejumlah kelompok yang terlibat dalam aksi terorisme, penjualan senjata, juga perdagangan manusia.

Bukan cerita baru, bahwa kelompok-kelompok ini memiliki kaitan dengan organisasi Polisario yang berada di bawah perlindungan Aljazair di Kamp Tindouf.

Dengan kata lain, penjualan senjata Prancis ke Aljazair dapat dibaca sebagai keikutsertaan Prancis dalam menciptakan ketidakstabilan dan gangguan keamanan di kawasan Sahel Sahara, dan Afrika umumnya.  

Selain itu, kehadiran Prancis di Sahel Sahara, apalagi dengan menumpang kendaraan Aljazair, sangat tidak menguntungkan mengingat sentimen anti-Prancis yang masih cukup tinggi di negara-negara Afrika yang pernah dijajah oleh Prancis di masa lalu.

Persoalan yang juga penting untuk benar-benar dipikirkan Prancis terkait dengan invasi yang dilakukan Rusia di wilayah Ukraina. Bagaimana Prancis bisa menjalin kerjasama militer berupa penjualan senjata dengan Aljazair yang merupakan salah satu pendukung utama Moskow di Afrika.

Singkatnya, penjualan senjata Prancis untuk memperkuat postur militer Aljazair selain akan meningkatkan ketidakamanan kawasan Sahel Sahara, meningkatkan sentimen anti-Prancis, dan mengganggu hubungan Prancis dengan negara-negara Eropa dan NATO yang sangat terganggu dengan invasi Rusia atas Ukraina.

Populer

Jaksa Agung Tidak Jujur, Jam Tangan Breitling Limited Edition Tidak Masuk LHKPN

Kamis, 21 November 2024 | 08:14

MUI Imbau Umat Islam Tak Pilih Pemimpin Pendukung Dinasti Politik

Jumat, 22 November 2024 | 09:27

Kejagung Periksa OC Kaligis serta Anak-Istri Zarof Ricar

Selasa, 26 November 2024 | 00:21

Rusia Siap Bombardir Ukraina dengan Rudal Hipersonik Oreshnik, Harga Minyak Langsung Naik

Sabtu, 23 November 2024 | 07:41

Ini Identitas 8 Orang yang Terjaring OTT KPK di Bengkulu

Minggu, 24 November 2024 | 16:14

Sikap Jokowi Munculkan Potensi konflik di Pilkada Jateng dan Jakarta

Senin, 25 November 2024 | 18:57

Legislator PKS Soroti Deindustrialisasi Jadi Mimpi Buruk Industri

Rabu, 20 November 2024 | 13:30

UPDATE

Jokowi Tak Serius Dukung RK-Suswono

Jumat, 29 November 2024 | 08:08

Ferdian Dwi Purwoko Tetap jadi Kesatria

Jumat, 29 November 2024 | 06:52

Pergantian Manajer Bikin Kantong Man United Terkuras Rp430 Miliar

Jumat, 29 November 2024 | 06:36

Perolehan Suara Tak Sesuai Harapan, Andika-Hendi: Kami Mohon Maaf

Jumat, 29 November 2024 | 06:18

Kita Bangsa Dermawan

Jumat, 29 November 2024 | 06:12

Pemerintah Beri Sinyal Lanjutkan Subsidi, Harga EV Diprediksi Tetap Kompetitif

Jumat, 29 November 2024 | 05:59

PDIP Akan Gugat Hasil Pilgub Banten, Tim Andra Soni: Enggak Masalah

Jumat, 29 November 2024 | 05:46

Sejumlah Petahana Tumbang di Pilkada Lampung, Pengamat: Masyarakat Ingin Perubahan

Jumat, 29 November 2024 | 05:31

Tim Hukum Mualem-Dek Fadh Tak Gentar dengan Gugatan Paslon 01

Jumat, 29 November 2024 | 05:15

Partisipasi Pemilih Hanya 55 Persen, KPU Kota Bekasi Dinilai Gagal

Jumat, 29 November 2024 | 04:56

Selengkapnya