Presiden Iran Ebrahim Raisi/Net
Menyusul serangan berdarah di Kedutaan Besar Azerbaijan di Teheran, Presiden Iran Ebrahim Raisi segera menghubungi Presiden Ilham Aliyev melalui sambungan telepon pada Sabtu (28/1).
Raisi mengutarakan belasungkawa atas meninggalnya seorang staf Kedutaan Besar Azerbaijan dalam insiden tersebut.
Bersamaan dengan itu, Raisi mencoba untuk meyakinkan Azerbaijan bahwa hubungan bilateral yang dibangun atas ikatan budaya dan sejarah itu tidak dapat dipisahkan, terutama oleh para oknum yang mengincar perpecahan.
Presiden Iran itu menegaskan bahwa dirinya dan Azerbaijan tidak akan membiarkan kejadian di kedutaan mempengaruhi hubungan baik keduanya.
Sementara itu, Aliyev menggambarkan serangan itu sebagai kejahatan yang tidak terduga. Ia merespons ungkapan duka cita Raisi dengan ucapan terimakasih dan ikut menegaskan bahwa serangan itu tidak akan berpengaruh pada kuatnya persahabatan yang dijalin.
Pada Jumat (27/1), seorang pria besenjata memasuki gedung kedutaan dan melepaskan tembakan kepada staf di sana. Insiden tersebut menewaskan kepala penjaga keamanan kedutaan, Orkhan Asgarov dan dua pegawai lainnya terluka.
Sementara pelaku berusia sekitar 50-an itu telah diamankan aparat setempat.
Pelaku mengatakan dirinya melakukan serangan itu karena Kedutaan Besar Azerbaijan di Teheran menolak untuk memberikan informasi tentang istrinya.
Pria itu menyebut istrinya pernah pergi ke Kedutaan Besar Azerbaijan dan tidak pernah kembali ke rumah. Ia menduga Istrinya saat ini masih ada di Azerbaijan.