Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Beijing Mampu Mata-matai Seluruh Dunia Lewat Barang "Made in China"

RABU, 25 JANUARI 2023 | 18:16 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

China diyakini memiliki kemampuan untuk memata-matai orang-orang di seluruh dunia lewat microchip yang ditanam di barang-barang ekspornya.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Asian Lite International pada Selasa (24/1), China menanam microchip di berbagai produk elektroniknya, termasuk komputer, laptop, speaker, smartwatch, lemari es, bohlam, dan peralatan lainnya yang dapat dikontrol melalui aplikasi.

Mekanisme transfer data dari perangkat dilakukan dengan menancapkan microchip Internet of Things (IoT) seluler untuk kemudian mengumpulkan data dan mengirimkannya melalui jaringan 5G.


Dengan teknologi ini, China memiliki kemampuan untuk memantau pergerakan orang, senjata, hingga pasokan lainnya.

Menurut laporan itu, barang-barang elektronik China telah mengancam empat bidang keamaan, termasuk keamaan nasional, ekonomi, privasi, dan HAM.

Tiga perusahaan perangkat China yakni Quectel, Fibocom dan China Mobile telah menguasai 54 persen pasar global dengan konektivitas hingga 75 persen.

Pelanggan dari tiga perusahaan besar itu datang dari perusahaan komputasi internasional seperti Dell, Lenovo, HP, dan Intel, pembuat mobil Tesla dan perusahaan pembayaran kartu Sumup.

Sama halnya dengan perusahaan China yang lain, tiga perusahaan itu juga mau tidak mau menyerahkan data yang dikumpulkan kepada pemerintah Beijing.

Ini artinya, Partai Komunis China dapat memperoleh akses ke perangkat sebanyak yang mereka inginkan di seluruh dunia.

Diplomat Inggris yang pernah bertugas di China, Hong Kong, dan Taiwan, Charles Parton mengatakan para menteri telah gagal mengambil tindakan serius dalam menangani IoT seluler Beijing yang ditanam dalam barang impor mereka.

"China telah melihat peluang untuk mendominasi pasar ini, dan jika itu terjadi, itu dapat mengumpulkan banyak data juga, juga dapat membuat negara asing bergantung pada mereka," ujarnya.

Menurut Parton, bahkan aplikasi yang tidak berbahaya seperti mesin pertanian juga telah dilengkapi dengan IoT, sehingga dapat membantu orang China menemukan kelemahan dalam rantai pasokan Inggris.

Di samping itu, membiarkan China terus memproduksi barang dengan jumlah yang banyak dan harga yang murah akan semakin memperparah ketergantungan Barat terhadap produk mereka.

Sejalan dengan itu, penyebaran barang yang meluas akan semakin mempermudah pemerintah di negeri tirai bambu itu untuk mengawasi gerak seluruh dunia.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya