Berita

Ilustrasi peta Indonesia/Net

Publika

Aljabar Pernyataan Negara Kaya

MINGGU, 22 JANUARI 2023 | 07:41 WIB | OLEH: DR. IR. SUGIYONO, MSI

SEORANG khatib Shalat Jumat menyampaikan tentang betapa sangat penting untuk mensyukuri nikmat dan tidak khufur nikmat. Rasa syukur diiingatkan setelah menyampaikan fenomena tentang negara kaya.

Dikatakannya bahwa negara kita termasuk produsen karet terbesar di dunia, yang produk karet dinikmati oleh orang-orang sedunia. Juga penghasil minyak sawit, yang tergolong terbesar di dunia, yang produk sawit dikonsumsi banyak orang di negara-negara maju.

Negara juga memproduksi hasil tambang, seperti batubara. Batubara diekspor ke banyak negara yang membutuhkan dengan harga yang sangat mahal. Setiap jengkal tanah di Kalimantan banyak mengandung batubara, juga disampaikannya. Atas dasar pernyataan tersebut, maka khatib membenarkan bahwa negara kita adalah negara yang kaya.

Setelah meyakini pernyataan bahwa negara kita adalah negara kaya, kemudian satu per satu disampaikannya tentang persoalan yang terjadi. Sebuah curahan hati. Curahan tentang kegentingan. Walaupun negara kita adalah negara yang kaya, namun 70 persen tanah dimiliki oleh orang-orang yang kaya.

Persoalannya adalah mengapa harga BBM semakin mahal di negara kita yang kaya. Mengapa semakin sulit untuk dapat memenuhi barang kebutuhan pokok sehari-hari, yang tidak terjangkau.

Masih banyak yang dikemukakan oleh khatib dan tidak lupa diakhiri untuk senantiasa mengucapkan rasa syukur atas berbagai nikmat yang telah diberikan.

Apa yang disampaikan oleh khatib telah mengingatkan kembali pada pembicaraan seorang pejabat merangkap dosen di kuliah hari Sabtu tahun 2008 mengenai krisis mortgage perumahan, yaitu ketika konsumen rumah mengalami gagal bayar kredit angsuran rumah secara masif.

Disampaikannya tentang aljabar pernyataan negara kaya, yang dinyanyikan dalam syair Koes Ploes. Koes bermaksud untuk menentramkan hati atas kegundahan, dengan melantunkan lagu negara kaya.

Syair tersebut antara lain berbunyi “Bukan lautan, namun kolam susu…. Tongkat dan batu menjadi tanaman ….”.

Dosen tadi tidak sepakat dengan teknik mengajarkan fenomena sebagai negara kaya, karena misalnya, sifat kaya hati akan mengurangi daya juang untuk meraih kekayaan sebagaimana bangsa-bangsa lain bekerja keras untuk mencapai kemakmuran di dunia.

Sebenarnya wacana aljabar pernyataan tentang negara kita adalah negara yang kaya adalah hal yang bersifat jamak dan sering terjadi, sekalipun kemudian dilanjutkan dengan curahan hati paradoks lanjutan atas akibat dari setelah menyatakan sebagai negara kaya.

Paradoks yang bermuatan ketidak adilan. Paradoks kesenjangan sosial, sekalipun hasil perhitungan parameter gini ratio terbaru telah kembali menurun, yang bermakna kesenjangan sosial secara statistik telah semakin membaik.

Akan tetapi paradoks kegentingan atas aljabar pernyataan sebagai negara kaya menuntut betapa besar perlunya kompensasi. Kompensasi yang bukan sekedar pemberian sporadis, melainkan ingin bersifat strukturalis.

Peneliti Indef dan Pengajar Universitas Mercu Buana

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Tulisan 'Adili Jokowi' Curahan Ekspresi Bukan Vandalisme

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:36

Prabowo Harus Mintai Pertanggungjawaban Jokowi terkait IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:26

Penerapan Dominus Litis Melemahkan Polri

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:03

Rontok di Pengadilan, Kuasa Hukum Hasto Sebut KPK Hanya Daur Ulang Cerita Lama

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:40

Senator Daud Yordan Siap Naik Ring Lagi

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:17

Penasihat Hukum Sekjen PDIP Bongkar Kesewenang-wenangan Penyidik KPK

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:53

Lewat Rumah Aspirasi, Legislator PSI Kota Tangerang Ajak Warga Sampaikan Unek-Unek

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:36

Ekonomi Daerah Berpotensi Merosot akibat Sri Mulyani Pangkas Dana TKD

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:15

Saat yang Tepat Bagi Prabowo Fokus MBG dan Setop IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:57

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Menuju Indonesia Emas

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:42

Selengkapnya