Berita

Para Migran yang padati kantor pengungsi Meksiko di Tapachula pada Kamis 5 Januari 2023/Net

Dunia

Takut Benar-benar Diusir AS, Ribuan Pengungsi Berbondong-bondong Cari Suaka di Meksiko

KAMIS, 05 JANUARI 2023 | 12:32 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Ribuan imigran memadati kantor pengungsi di Meksiko Selatan untuk memastikan mereka mendapatkan suaka kembali ke Amerika Serikat, sebelum negera itu memberlakukan aturan pembatasan.

Bulan lalu, Mahkamah Agung AS mengatakan akan mempertahankan langkah pembatasan Covid-19 yang digunakan untuk segera mengusir ratusan ribu imigran yang telah melintasi perbatasan AS-Meksiko.

Kebijakan yang dikenal sebagai Title 42 itu disebut akan segera diterapkan ke lebih banyak negara, termasuk Kuba, Nikaragua, dan Haiti.


Salah seorang imigran imigran Kuba, German Ortiz, yang sedang menunggu untuk mengajukan suaka di kota Meksiko Tapachula dekat perbatasan Guatemala mengatakan jika aturan Judul 42 diperluas, maka ia tidak akan bisa masuk ke  Amerika Serikat lagi.

"Begitu undang-undang baru diberlakukan, mereka akan menutup jalan bagi kami. Kami tidak ingin mengambil risiko, kami harus pergi ke perbatasan sekarang," ujarnya seperti dimuat Reuters pada Kamis (5/1).

Menurut kepala Komisi Bantuan Pengungsi Meksiko (COMAR), Andres Ramirez hampir 5000 migran datang ke kantor migrasi di Tapachula untuk memperoleh dokumen, yang mereka yakini diperlukan untuk melintasi Meksiko sehingga mereka dapat pergi ke perbatasan AS-Meksiko nanti.

"Meksiko telah berusaha menahan pergerakan massal migran menuju perbatasan AS dengan membubarkan karavan dan mendirikan pos pemeriksaan di seluruh negeri," jelasnya.

Ramirez yakin massa pendatang baru bisa jadi adalah migran dari Kuba, Nikaragua, dan Haiti yang ingin mencapai Amerika Serikat sebelum aturan berubah.

"Mereka mencoba lari," kata Ramirez.

Menurut Direktur Continente Movil, Lorena Mena, setiap perluasan Judul 42 kemungkinan akan meningkatkan migrasi yang berisiko, karena penyelundup akan mendorong migran yang diusir untuk tetap melintasi perbatasan karena mereka belum dideportasi secara resmi.

"Fakta bahwa orang melintasi perbatasan tidak menghilangkan hak mereka, di antaranya untuk meminta suaka," tambahnya.

Dengan diberlakukannya Title 42, Meksiko akan segera menerima lebih banyak migran yan diusir dari AS ke negaranya.

Kelompok HAM juga tidak setuju dengan kebijakan migran AS karena dinilai tidak manusiawi dan membuat migran rentan menghadapi risiko serius, seperti penculikan atau penyerangan, di kota-kota perbatasan Meksiko.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya