Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti/RMOL
Sikap Fraksi PDIP yang kekeuh menginginkan sistem pemilu proporsional tertutup. Sementara delapan fraksi di DPR menolaknya. Sikap PDIP itu dinilai sebagai upaya untuk melanggengkan kekuasannya pada Pemilu 2024 mendatang.
Demikian pandangan Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti kepada wartawan di Kantor Paracyndicate, Jakarta Selatan, Rabu (4/1).
“Yang diuntungkan salah satunya adalah PDIP. Karena mereka mendorongnya, kan dengan menerapkan proporsional tertutup sebenarnya mau membekukan struktur kemenangan (pemilu) ini gitu,†kata Ray Rangkuti.
Prediksi Pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini, jika sistem proporsional tertutup berlaku, maka akan terjadi penyempitan jumlah partai politik peserta pemilu. Terlebih, kata Ray, ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) 4 persen masih berlaku.
“Artinya apa? Jangan-jangan ini bagian dari skenario memformulasi penyempitan kesempatan parpol. Udah bisa diduga kok paling hebat 5 partai politik kalau kita pakai perporasional tertutup. Yang lainnya enggak akan lolos di Parlementary Threshold,†demikian Ray Rangkuti.
Sebanyak delapan fraksi di DPR RI kompak mengeluarkan pernyataan sikap bersama ingin sistem pemilu proporsional terbuka.
Delapan fraksi itu adalah; Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB,Demokrat, PKS, PAN dan PPP. Hanya fraksi PDIP yang tidak ada dalam pernyataan sikap bersama tersebut.